Gue nggak tau, hari-hari Haris Firmansyah dalam setahun itu seperti apa. Entah dia setiap hari suka menyendiri di kamar (menurut “Tentang Penulis” di salah satu novelnya), nonton sinetron, atau masih sering galau mikirin mantan. Atau bisa jadi paduan ketiganya; menyendiri di kamar sambil nonton sinetron cinta-cintaan, yang akhirnya bikin dia inget sama mantan kemudian galau. Tapi yang jelas, Haris ini sudah menelurkan (melahirkan jika Haris menganggap dirinya mamalia) beberapa buku, di antaranya: 1) 3 Koplak Mengejar Cinta 2) Wrecking Eleven, dan 3) Unforgettable Baper Moments.
Koleksi pribadi |
Sebenernya masih ada lagi, tapi
gue baru punya tiga itu. Hahaha. Btw, katanya Haris ini sedang syukuran satu
tahunan blog-nya. Terus bikin GA yang sedang gue ikutin ini.
Eh, ini serius baru setahun
nge-blog? Kok udah punya karya 8 buku (termasuk antologi)? Yang artinya: dia produktif
banget. Ternyata, sebelum kenal blog, Haris emang udah rajin nulis di notes Facebook. Tapi tetep aja nggak
kayak gue. Nge-blog udah 3 tahun, eh belum ada satu pun novel, bahkan
antologi yang berhasil gue tulis. Ya, Tuhan....
Oke, jadi ceritanya gue lagi coba
review tulisan-tulisannya, baik blog
maupun buku.
***
Pertama, gue mau review
tulisan di blog-nya.
Sejujurnya, gue lupa kapan
pertama kali blogwalking ke blog dia.
Awalnya, gue memang agak jarang berkunjung, sih. Soalnya, di awal-awal main ke blog
dia, Haris ini kalo diperhatiin (ciye perhatian) termasuk blogger yang jarang
bales komentar (kayak lu sendirinya rajin aja, Yog!). Nggak tau kenapa, gue
kadang males gitu kalo nggak dibales. Cinta yang tidak terbalas itu sakit, kan? Nah, blog juga gitu. Apaan?! Kesannya kalo belum kenal, kan, terlihat sombong gitu. Halah.
Tapi belakangan ini gue udah
mulai sadar, dibalas atau nggaknya komentar ketika blogwalking, gue bakal tetep berkunjung kalo tulisannya emang
menarik. Dan nggak perlu berharap untuk dikunjungin balik. Gue main ke blog
orang karena pengin baca dan silaturahmi, bukan cuma biar dapet feedback.
Lah, malah curhat.
Sekarang, sih, kalo diperhatiin
(ciye perhatian lagi) Haris udah mulai rajin bales-balesin komen. Gue juga udah
mulai sering baca tulisan di blog-nya. Apalagi terakhir pas baca tulisannya
yang "Sinetron Anak Jalanan". Sebuah kritik terhadap acara televisi yang dibumbui komedi. Jujur, gue memang pernah beberapa kali nggak sengaja nonton sinetron itu. Ya,
ini gara-gara adik gue yang sering nonton, dan gue jadi ikutan nimbrung. Maka,
pas baca tulisan Haris itu pun langsung cekikikan. Apalagi kalimat terakhirnya,
“KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) nggak berani menghentikan tayangan Anak
Jalanan. Sebab menurut undang-undang, fakir miskin dan anak jalanan dipelihara
oleh negara.”
Bangkhe. Rahang gue pegel.
Gue juga pernah ngakak banget di
tulisan “5 Rekomendasi Kru Baru Topi Jerami”. Gue udah serius banget kalo ada
tulisan yang berbau One Piece. Soalnya, gue memang mengikuti ceritanya dan itu
termasuk anime favorit gue.
Tapi pas baru baca nomor satunya,
gue langsung teriak sambil ketawa-tawa, “SEMPAAAKKKKK! GUE DITIPU!”
Kampret emang. Gue lupa kalo dia
ini penulis komedi. Dari nomor 1 sampe 5, rekomendasinya itu bener-bener bikin
ngakak. Kalo diperhatiin (ciye perhatian amat, sih, udah tiga kali loh ini)
dengan cermat, Haris ini rajin banget observasi untuk bahan tulisan.
Selain itu, gue juga suka gaya review-nya di blog. Ketika review buku, film, dll, dia jujur. Kalo
bagus bilang bagus, dan jelek bilang jelek. Review-nya padet dan nggak bertele-tele. Nggak
kayak tulisan gue sekarang ini.
Yang penasaran sama
tulisan-tulisan di blog-nya, langsung aja mampir ke Hari-Hari Haris.
Kedua, tulisan di bukunya.
Wrecking Eleven
Novel yang memiliki sub judul "Kick n Rusuh" ini ialah buku Haris yang gue baca pertama kali. Novel ini
menceritakan tentang Seto, anak laki-laki yang menjadi korban TV. Sebenernya
bukan itu, sih, tapi karena bagian pembukanya menceritakan Seto yang mencoba
segala jenis permainan yang pernah ditayangkan di televisi. Dari mulai Beyblade,
dia ikutan beli dan main sampai berimajinasi keluar roh naga; Crush Gear juga
sama, ikut-ikutan seperti di TV, memainkannya dengan dilempar sampe akhirnya
rusak; dan Tamiya pun juga demikian.
Anjir, ini kok menceritakan masa
kecil gue banget. Maka, gue pun langsung cengar-cengir ketika membacanya.
Sampai akhirnya, Seto menonton kartun
Captain Tsubasa. Ia pun kembali ikut-ikutan bermain sepak bola hanya karena
acara TV. Namun, kali ini ia tidak labil lagi. Ia sudah memilih jalan hidupnya. Apalagi beberapa temannya bilang kalau
Seto ini berbakat bermain bola. Maka, sejak itu ia mulai menekuninya.
Tapi sayang, di masa SMK-nya,
Seto tidak bisa bermain bola seperti biasanya karena nggak ada ekskul sepak bola. Ekskul
itu dibekukan karena sebuah alasan. Justru ekskul dance ala boyband yang populer di
sekolahnya. Karena kecintaannya terhadap sepak bola begitu besar, maka Seto
tidak menyerah begitu saja. Ia berusaha membangkitkan lagi ekskul itu.
Bagaimanakah perjuangan Seto menghidupkan kembali ekskul yang telah lama mati
suri itu? Berhasil atau tidak?
Penasaran gimana ceritanya
lengkapnya, silakan beli sendiri. Hohoho.
Waktu itu, gue sempet bilang kalo
karakter-karakternya kurang ngena di hati pembaca di kolom komentar blog Haris.
Iya, mungkin karena di buku ini kebanyakan tokoh. Jadi fokusnya kebagi-bagi. Dari banyaknya
tokoh di novel ini, satu-satunya yang gue paling inget (selain Seto) adalah
Bang Jep. Tokoh Bang Jep yang tadinya kapten kesebelasan sepak bola, tapi
kemudian malah ikut ekskul boyband
ini apa banget. Hal ini sepertinya yang menurut gue paling lucu dan gampang
diingat. Gue jadi keingetan sama selebtwit yang kebetulan memiliki nama
panggilan yang sama. Imajinasi gue emang agak liar, jadi gue otomatis ketawa
pas bayanginnya kalo dia beneran jadi boyband.
Fokus dengan banyak karakter
memang sulit, tapi Haris cukup berani mengambil risiko ini. Salut!
Sejujurnya, gue suka banget sama
temanya; olahraga, komedi, dan cinta. Baru kali ini baca beberapa campuran
genre dalam satu novel. Namun, gue kurang setuju dengan tulisan yang ada di cover bukunya, “Novel romance komedi gokil campur sepak bola”. Karena menurut
gue, di buku ini lebih kuat cerita sepak bolanya, cerita cintanya malah kayak
sebuah selingan. Sehingga terasa kurang cocok untuk disebut romance. Kisah cintanya bagi gue juga terasa
kurang manis. Ng... nggak tau juga, sih, tapi kayaknya ini masalah selera aja,
ya? Ehehe.
Overall, novel ini bagi gue udah bagus. Apalagi ada beberapa pesan yang disampaikan Haris, kalau olahraga itu
nggak perlu rusuh. Jangan cuma gara-gara sepak bola, pertemanan malah jadi
pecah belah. Lalu, terima dengan lapang dada sebuah kekalahan. Selalu ada
pembelajaran dari sebuah kekalahan atau kegagalan. Mengutip dari kalimat
terakhir novel ini,
“Ketika diberi kekalahan,
sebenarnya Sang Pencipta sedang menyiapkan kemenangan dalam bentuk berbeda.”
3 Koplak Mengejar Cinta
Novel ini menceritakan tiga orang
sahabat yang berstatus jomlo; Ardan, Ibam, dan Pasai yang sedang mencari cinta sejati. Di
mana ketiganya malah menyukai perempuan yang sama, Aida.
Harus diakui, gue belum baca buku
ini sampai habis. Kalo nggak salah baru sampe bab 4 atau 5. Novel ini sama
seperti Wrecking Eleven, menggunakan sudut pandang orang pertama (aku, saya,
gue). Nggak ada yang salah, sih, sama sudut pandang. Tapi, gaya bercerita atau
narator di buku ini menurut gue lebih ke Personal Literature (PeLit). Gue emang
keseringan banget baca buku jenis PeLit. Dan sebelumnya Haris juga sempat menulis
novel nonfiksi. IMHO, karena ini sepertinya banyak pengalaman asli dari Haris,
nggak tau kenapa kayaknya lebih asyik jadi novel PeLit daripada fiksi. Ehehe.
Karena belum baca sampe habis,
maka gue belum bisa review banyak.
Yang bisa disimpulkan selama membacanya sampe bab 5, gue cukup terhibur.
Walaupun ceritanya agak kurang padet. Iya, menurut gue gitu. Padahal sudah
sampai bab 5, tapi konflik percintaannya belum juga panas. Masih terlalu fokus
ke cerita persahabatan atau sedang menguatkan karakter ketiga tokoh yang absurd ini. Oh, atau mungkin masih ingin
bermain-main dengan beberapa jokes
dengan kisah koplak ketiga sahabat ini? Semoga saja gue salah. Namanya juga
belum baca sampe habis. Hehe. Tapi setau gue, alur cerita itu emang lebih penting
daripada komedi. Mungkin Haris agak khilaf ketika memasukkan komedinya.
Ah, biar bagaimanapun dia telah
berhasil menyelesaikan novel-novelnya, sedangkan gue apa? Baca buku yang ini
aja belum sampe kelar. Maaf.
Unforgettable Baper Moments
Di buku ini, Haris berkolaborasi
dengan @justparodi. Haris menulis 2 bab, “Gue Mah Apa Atuh” dan “Para Pencari
Nafkah”.
Di bab “Gue Mah Apa Atuh”, ia
menceritakan tentang kisah cintanya. Saat gue baca, kisah cinta Haris memang
cukup menyedihkan. Tapi anehnya, nggak tau kenapa gue ngerasa kurang dapet feel sedihnya. Entah karena ceritanya
yang seperti ditahan-tahan dan tidak diluapkan semua, atau karena kisah cinta
gue yang jauh lebih kelam dari dia (kok malah jadi gue yang ngerasa ngenes
gini?). Kalo lucunya, sih, lumayan dapet. Yep, self depreciating memang paling ampuh dijadikan komedi.
Kalo di “Para Pencari Nafkah”,
tulisannya lebih keren. Gue juga merasa related.
Meskipun gue udah lupa rasanya gimana ditolak perusahaan, tapi ketika baca itu,
gue beneran ngerasain pahitnya mencari kerja. Feel-nya dapet. Setuju banget deh gimana rasanya di-PHP-in
perusahaan. Hahaha. Sakit coy! Makanya gue masih nganggur nih sampe sekarang.
Njir, sempet aja curhat.
Namun, meskipun telah gagal
beberapa kali dan teman-temannya juga mulai pada bekerja, Haris tetap tidak
menyerah dan berusaha semaksimal mungkin. Sampai akhirnya, usahanya itu
membuahkan hasil. Yeah, sebuah hasil memang tidak mengkhianati prosesnya. Selain lucu sama ceritanya, bab
yang ini bagi gue sungguh memotivasi. Mantap.
Oke, kayaknya segitu aja review gue.
Kalo menurut gue pribadi, sih,
gue lebih suka tulisannya di blog atau kisah aslinya (nonfiksi), terasa
lebih jujur. Pesan yang ingin disampaikannya itu lebih ngena ketika di blog. Mungkin karena penulisan di blog lebih bebas kali, ya. Sebelumnya, mohon maaf kalau ada penilaian yang sotoy dan beberapa kritik yang
tidak enak dibaca. Gue memang baru belajar dan paling takut kalo nulis review. Huhu.
58 Comments
Keren juga kamu, Yog. Punya 3 buku terbaru saya. Aaaaak! Udah gitu, perhatian banget lagi sama saya. Ih. Semoga makin banyak orang baik seperti Yoga. :D
ReplyDeleteUntuk review postingan blog, sama kayak kamu. Saya juga suka sama postingan yang Anak Jalanan dan One Piece. Dan sepertinya saya memang harus meluangkan waktu ekstra untuk bales komen di blog deh. Wkwkwk.
Untuk WE, bagian yang andalannya emang bab awal yang nyeritain masa emas anak 2000an. Yeah!
Untuk 3 Koplak, saya juga pernah baca review Topik Dwi Pandu. Dia bilang, awal cerita emang masih datar, tapi begitu masuk bab tengah sampai bab akhir, terasa terpacu. Semoga kamu juga bisa menikmatinya.
Untuk Baper Moments, ciye Yoga curhat. Yang sabar ya, Bos! Jadi pengen tau gimana kelamnya kisah cinta Yoga. Plis, senggol dikit di postingan blog nanti. Apa udah pernah?
Bahaha. Lu yang lebih keren. Bisa nulis novel sebanyak itu. :D
DeleteYeah. Itu masa-masa paling bahagia, ya. :))
Soal bales komentar, itu hak empunya blog, kok. :p Iya, itu beneran butuh waktu khusus.
Oh, gitu yaa. Pantes, Ris. Temponya jadi kayak lama gitu di awal. Coba nanti gue kelarin dulu. Sip! :D
Belum pernah, Ris. Agak males gitu ngorek luka lama. Takut sedih lagi. Halah!
Oh iya, Yog. Kamu udah bisa nulis buku sebenarnya. Atau bikin cerpen untuk sebuah antologi, paling tidak. Tulisan kamu udah oke banget. Banyak orang yang suka juga kan? Udah waktunya, Yog. :)
ReplyDeleteKalo antologi atau yang kumpulan cerita gitu kayaknya pengin nyoba. Kalo novel, masih belum berani. Eniwei, makasih semangatnya! :D
DeleteMasa sih yog lu lupa pas pertama kali berkunjung k blognya bang haris? Coba dah inget2 lagi yog
ReplyDeleteSiapa tw engga inget
.
Kok takut sih nulis review yog? Kan gampang kalo nulis review doang ah yog
Tinggal masukin huruf r terus e,v,i,e sama w yog
Gampangkan
Iya, gampang banget. Makasih ya, Nik. :))
DeleteReview ini juga nggak bertele-tele Yog dan di suguhi tetep ada ocehan komedinya dari kamu (cie kamu) dan yah semoga kamu menang deh di lomba GA nya haris ;)
ReplyDeleteCiyee kamu.
DeleteAamiin ya, Rabb. Makasih ya, Wid. :D
Ciyeeeee
DeleteYup sama-sama Yog :)
WHAT'S GOING ON IN HEREEEEEEEEEEE WHAT THE HEEEEEEELLLL SAINGAN BERAT INI AAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK!
ReplyDeleteKamu punya senjata pamungkas, Yog. Punya 3 buku Bang Haris. Sedangkan aku baru punya 1. Huhuhuhuhu. Tulisan kamu juga lebih rapi dari aku. Fix aku lemas baca ini, sambil mendesah pasrah berserah :(
Aku tadinya juga mau masukin yang postingan Sinetron Anak Jalanan itu juga, cuma pas banget waktu aku posting review-ku, Bang Haris baru posting itu. Nggak sempat baca deh. Oh iya, yang Para Pencari Nafkah aku juga suka. Ngena banget. Merinding takjub juga itu tes masuk kerjanya pake baca Al-Qur'an. :'D
Whats going on here maksudnya. Trus lebih rapi daripada aku maksudnya. Bahaha. Bego bet :'D
DeleteIcha maruk ya, mau on apa in? :(
DeleteDuh, kok saingan? Ahaha. Gue cuma berusaha nulis aja. Menang kagaknya belakangan. :p Kayaknya masih ada orang lain yang ulasannya lebih menarik, Cha. Coba cek satu-satu. Wahaha.
#HarisAnakSaleh.
ayo yog, giliran loe bikin buku, nanti gw review deh... loe ada potensi yog,
ReplyDeleteDuh, kok gue malah jadi takut, ya. Ahaha. :D
DeleteAhoy. Sukses GA nya Om.
ReplyDeletenah tuh betul, sudah saatnya kamu menelurkan buku kisanak.
Aamiin. Makasih, Bah. :)
DeletePffttt. Tapi saya nggak bisa bertelur. :(
Keren ulasannya bang Yoga, apalagi ngulasnya 3 buku sekaligus. Hmm, apalah aku ini.. :(
ReplyDeleteNgulas 3 buku nggak jaminan, kok. Ehehe.
DeleteKampret gue ngakak baca pas bagian lu ngasi perhatian bang haris 3 kali...wkkk
ReplyDeleteWowww hebat yog, lu sudah baca 3 buku untuk ikutan giveaway ini, jelas ini point plus plus nih
Cara review lu antimestrim yog, jadi menarik pembaca buat baca..
Buku bang haris keknya full komedi ya, gue pnasaran sama yg sampul kuning
Tokoh di wrecking eleven kocak juga ceritanya, berasa praktekkin tsubasa ozora ya
Hshaaa lu bahas one piece gue jadi ingat shirahoshi dan boa hancock
Ahaha. Yoga anaknya emang perhatian, Mbak. XD
DeletePoin plus-plus, ya? Ah, enakan pijat plus-plus, Mbak (halah, kayak pernah aje).
Iya. Yang WE itu idenya keren. :D
Wadaaaaaawww detailnya jelas. Sempurna. Review buku dan blog bang Haris sekaligus. Cakeep :))
ReplyDeleteHahahaaa sinetron anak jalanan. Ngakak parah gue :'D
Gudlak, Yog. Semoga menang yaaa. Udah keren gini soalnya :))
Tidak ada yang sempurna selain Allah. Dan band Andra and The Backbone.
DeleteAamiin. Makasih, Lan!
Setelah baca blognya Icha yang membahas blog bg Haris pake Film. Sekarang baca blognya Yoga ngebahas pake 3 buku. Hem... Semakin ke sini, gue semakin bingung harus ikut atau enggak. Jujur, persaingan terlalu berat bung!!! Tapi jujur, ini reviewnya rapi banget. Mulai dari blog, sampe ke buku karya bg Haris..
ReplyDeleteGood luck ya Yog...
Ahaha. Jangan dianggep persaingan dong, Her. Gue mah hanya mencoba ikutan aja. :D
DeleteThanks, yaaak.
Aku perhatiin (ciyeeeee perhatian) review mu jelas tapi engga bertele-tele kok Yog. Enak dibacanya~ Mau dong diperhatiin juga. hahaha XD
ReplyDeleteBtw, gudlak GA nya ya!
Ahaha. Minta diperhatiin sama Aa aja, Kak. :D
DeleteNuhun. :)
Yog , itu buku bagus kayanya yang "Baper Moments"
ReplyDeleteBtw, itu di gramedia ada ga ya ??
Iya, emang bagus, Zal. Lucu dan memotivasi gitu. :D
DeleteAda kalo nggak salah deh. Coba tanya Haris langsung.
Di Gramedia dan toko buku terkemuka lainnya tersedia kok, Blognya. :D
DeleteBisa, Bim. Kalo lu bisa mengulasnya dengan baik mah bisa menang. Lagian ini review juga masih belajar. :D
ReplyDeleteNgapa bahas mantan woy?!
udah bisa jadi penulis profesional ni kayak nya, semoga makin banyak buku yg di liris ya mas ? :D
ReplyDeleteLoh, bukan gue. :(
DeleteYah mudah - mudahan kang yogi bisa mengikuti jejak kang haris yang udah bisa nulis 8 buku,, kayaknya kalau untuk menghasilkan karya sebanyak itu memang harus banyak - banyak menyendiri di kamara...
ReplyDeleteAamiin. Makasih, yaaak. :D Gue juga sering, sih, menyendiri di kamar. Tapi gegoleran. :(
DeleteBtw, gue Yoga, Kang. Yogi mah tetangga depan rumah.
Gile, baru setahun ngeblog udah banyak banget bukunya. "Kita kapan bisa kayak gitu?" Hahaha, maksudnya kita yang belum nulis buku.
ReplyDeleteGue malah baru kenal akhir-akhir ini sama beliau. Blogwalking gue kurang jauh, nih, sampe nggak pernah mampir ke blognya penulis buku :(
Btw. semoga menang reviewnya, bang. Yang lain juga gue doain, kok. Main manjur-manjuran doa jadinya. Hehehe
Semoga secepatnya! Aamiin (berdoa aja dulu).
DeleteYa, sama. Blogwalking gue juga nggak jauh-jauh. Cuma duduk aja di depan laptop.
Makasih, Rob. Semoga lu juga menang, ya! (biar ikutan) :D
Gue percaya bakat gak bisa ditiru, Yog. Dia ngeblog baru setahun karyanya udah banyak. Kita ngeblog lama belum dapet karya seperti mereka. Salut. (y)
ReplyDeleteTapi bakat nggak jaminan juga, kok. Kalo kata kutipan, "Hard work beats talent when talent doesn't work hard." :))
DeleteHaris keren yah udh 3x nerbitin buku. Oh jadi ini GA semoga beruntung Yog. Menangin lah Ris kan udah punya bukunya, punya tiga lagi. Wkwk Ayo Yoga juga bisa nulis. Ciba aja nulis antologi dulu Yog. Atau coba ja ngirimin naskah siapa tahu beruntung. #voteyogajadipenulisbuku
ReplyDeleteBaca baik-baik lagi, Zis. Tiga itu yang gue punya. Dia nerbitin lebih dari itu. :))
DeleteBtw, makasih dukungannya. :D
Ini GA yang diikutin si Icha juga, ya? Well, review kalian berdua keren, dengan gaya tulisan khas masing-masing.
ReplyDeleteHebat ya si Haris, udah punya beberapa buku. Pasti bahagia banget bisa lihat nama kita ada di jejeran rak toko buku :) Ayo Yog, lo juga semangat nulis bukunya *note to myself too :p*
Bener filosofi lo Yog: "main ke blog orang karena pengin baca dan silaturahmi, bukan cuma biar dapet feedback". Malahan kalo beruntung bisa dapet ide dari postingan orang laen (kadang gua ngalamin hal ini). Jika akhirnya bener dikunjungin balik, anggep aja bonus hehe :D
“Ketika diberi kekalahan, sebenarnya Sang Pencipta sedang menyiapkan kemenangan dalam bentuk berbeda.” --> ini luar biasa banget quote-nya.
Rasanya ditolak perusahaan emang sakit. Dulu, pas awal-awal cari kerja (fresh graduate), gua juga udah pernah beberapa kali ngalamin hal itu haha. Bener kata lo: "sebuah hasil memang tidak mengkhianati prosesnya". Sabar aja Yog, Allah akan ngabulin keinginan lo di saat yang tepat. Semangat :D
Iya, Icha udah nulis review itu duluan. Ehehe.
DeleteHahahaha. Kayaknya butuh tip nih dari penulisnya. Gimana caranya biar semangat banget gitu. Apalagi untuk novel. Butuh banget jaga stamina, yang nggak cuma menggebu-gebu di awal. :))
Iya. Lu juga, Bay! Mangats!
Nah, anggep aja itu bonus. :D
Aamiin. Makasih, Bay!
Hanjeeer, ini detail banget Yog reviewnya :D mulai dari blog, sampai 3 bukunya :D PEMENAAAAANG :))
ReplyDeleteAamiin. Makasih, Feb. :))
DeleteAduh... bang yoga ikutan review lagi. Lengkap bgt lagi. Jadi minder ikutan GA bang haris.. hehe
ReplyDeleteSemoga menang bang. Klo gue ikutan semoga gue juga menang.. hihi
Loh, kenapa minder? Kan jurinya bukan gue. :|
DeleteAamiin. Ikutan aja dulu. :D
Waah, Yoga ikutan Giveaway.
ReplyDeleteHmm.. Bentar. Gue kipasin mata dulu udah kunang-kunang. Tumben, nih, postnya dipanjangin lagi, Yog? Apa karena review 3 buku sekaligus, yak?
Ajegileeee. Dalam setahun udah 8 buku termasuk antologi? ITU PRODUKTIF APA DOYAN NGADEPIN NASKAH WOYYY?!!
Gue juga suka main ke blognya Haris. Tulisannya asik. Dan doi juga nggak pernah absen ngasih feedback. Huehehehe.
Hmm, dari ketiga buku yang di review, kayaknya gue tertarik sama yang Wrecking Eleven, deh. Agak penasaran sama kelanjutan cerita si Seto merjuangin ekskul. :D
Cieee, Yoga perhatian banget sama Haris cieee.
Nggak juga. Gue nulis mah bebas aja, Dev. Kalo dapetnya panjang, ya panjang. Pendek ya pendek. :))
DeleteDuh, maksudnya bukan dalam setahun. Maksudnya itu nge-blog yang setahun. Dia mah nulis dari sebelum punya blog. :D
Kalo gitu coba baca deh, Dev. Hehehe.
Wah ikutan giveaway, semoga sukses deh..
ReplyDeletePertama tau bang Haris itu waktu orangnya dijadiin narasumber buat tulisan di blog BE. Waktu itu kalau nggak salah bang Haris belum punya blog. Jadi nulisnya di facebook. Walau gitu produktif banget bisa ngeluarin banyak karya.
Aku juga sempet sekilas baca preview bukunya di toko buku, mau beli tapi duitnya gak cukup -> lah dia malah curhat.
Aamiin. :))
DeleteIya. Keren. Gue di Facebook boro-boro berkarya. Cuma chatting doang dulu mah. XD
Yah, kasihan. :(
Alhamdulillah Yoga ada yang nyemengatin untuk bikin buku.
ReplyDeleteTapi yang nyemangatin, lakik.
Maaf Yog salah fokus :( etapi sakseus ya moga menang~
Iya, nih. :(
DeleteKalo gitu, lu jadi perempuan pertama yang nyemangatin dong, Teh. :)
Nuhun.
GILE LU YOOOGGG!! UDAH PUNYA TIGA BUKUNYA HARIS!! GILE LU NDRO!
ReplyDeleteAku malah belum punya barang satu pun dari bukunya haris, jangan punya, sekedar baca isinya saja belum pernah. Ya alloh, ampuni baim ya alloh :')
Sukses buat GA-nya, mau komentar apalagi tapi bahannya bukunya haris semua, dan belum pernah baca, ya jadi saya tak bisa komentar apa-apa.
oiya btw benar kata si haris, tulisanmu sudah bagus yog. Udah waktunya bikin cerpen atau antologi :))
Cara dukung temen berkarya kayak begitu, kan? :D
DeleteCoba beli dan baca kalo gitu, Fan. Biar Baim diampuni Allah. :(
Makasih, yaaak. Tulisanmu juga bagus. :D
eh aku juga ngerasain sih beberpa penulis yg punya blog, baca blognya jauh lbh asyik drpd bukunya :D.. makanya kadang aku suka males beli bukunya, krn cendrung nanggung ceritanya.. bisa jadi krn diedit dulu sebelum publish kali ya.. :D.. coba deh aku mw tau antara buku ama blognya mas harris ini.. kebetulan lagi butuh cerita yang lucu2 Yog ;D
ReplyDeleteIya, Mbak. Blog itu lebih frontal tulisannya. :D
DeleteWuuih Yoga nemuin lagi nih, salah satu blogger yang udah punya buku,
ReplyDeletenah elu kapan yog mau nyusul??
hayuuklah nyoba-nyoba ikutan antologi, buat tolak ukur aja gitu sejauh mana keberanian lu buat mengglobalisaskian tulisan lu ξ\(ˇ▽ˇ)/ξ
Kapan-kapan aja ya, Vir. Wahaha. XD
DeleteBerani, sih, berani gue. Cuma takut kalo ngirimin nanti terbit. Halah gegayaan!
Ini lagi berusaha ditulis, Vir. :)
—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.