GAJI.
Gagal haji. Ng... kayaknya bukan itu deh. Maaf-maaf. Oke serius, gaji itu adalah gangguan jin. Astagfirullah. Makin gak nyambung. Di dalam KBBI, gaji adalah singkatan dari garuk biji. Bentar, KBBI yang gue baca ternyata bukan Kamus Besar Bahasa Indonesia, melainkan Kamus Bokep Bahasa Indehoi. Ya Allah, semakin gak bener ini.
Baiklah, kali ini gue akan serius. Dalam arti sebenarnya, gaji adalah upah kerja yang dibayar dalam waktu yang tetap. Dalam arti lain, sebuah balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu; -- bersih gaji yang diterima oleh pekerja (pegawai) setelah dikurangi potongan; gaji yang dibayar (tunai) setelah dikurangi dengan semua potongan.
Ya, untuk orang-orang yang sudah 17 tahun ke atas, rasanya tidak akan asing lagi dengan kata itu (walaupun beberapa di antaranya belum bekerja, setidaknya mereka sudah mengerti).
Gaji merupakan sebuah kata yang bisa membuat orang khilaf begitu menerimanya. Misalnya, kita bisa langsung berbelanja macam-macam barang. Mementingkan keinginan terlebih dahulu daripada memenuhi kebutuhan. Pokoknya empat huruf inilah yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya.
Gaji merupakan sebuah kata yang bisa membuat orang khilaf begitu menerimanya. Misalnya, kita bisa langsung berbelanja macam-macam barang. Mementingkan keinginan terlebih dahulu daripada memenuhi kebutuhan. Pokoknya empat huruf inilah yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya.
Giliran gaji aja ditungguin, nanti kalau malah malaikat Izrail yang tiba-tiba dateng, gimana? Mampuslah woy! Segeralah bertobat, kawan-kawan. Ingat, 2,5% dari gaji kalian itu untuk apa? Yak, betul. Untuk dikirimkan ke rekening gue.
Hm... dalam agama gue, 2,5% itu untuk dizakatkan. Ingatlah hak mereka. Sesuai yang tertera di dalam kitab suci:
Allahu Akbar. Tumben amat gue nulis hal bener begini.
Entah kenapa, tiba-tiba gue merasa resah dengan kata kampret satu ini. Iya, gaji ini emang suka nyebelin. Terkadang juga cuma numpang lewat. Apalagi saat ini gue sedang bekerja mati-matian, tapi gaji yang gue terima ini rasanya tidak sesuai. Untuk lebih jelasnya, mungkin gue akan bahas lain waktu.
Gue merenungi soal gaji ini selama berhari-hari. Kenapa, sih, demi sebuah kata bernama “gaji”, kita merelakan waktu terbuang begitu banyak untuk suatu pekerjaan? Katanya, waktu lebih berharga daripada uang, kan? Mirisnya, kita rela lembur, pulang telat, bahkan ada yang menginap di kantor untuk menuntaskan pekerjaan itu. Kita meninggalkan keluarga (orangtua, istri/suami, anak, serta cucu), tapi itu semua juga demi menghidupi keluarga. Membingungkan banget.
Namun, tidak semua gaji itu harganya pas dengan segala hal yang telah kita korbankan. Masih banyak sekali perusahaan yang membayar karyawannya terlalu murah. Mempekerjakan manusia dengan semena-mena, padahal kan kita ini bukanlah robot. Kita ini butuh istirahat yang cukup.
Rasanya banyak waktu yang terbuang sia-sia demi mendapatkan gaji. Jungkir balik banting tulang sampai tubuh sakit, eh sementara itu upahnya terlalu pas-pasan. Atau bahkan sangat kurang. Sehingga kita perlu mencari tambahan dari kerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Oh, gaji… tolong hargai gue lebih mahal. Gue kerja cari duit, bukan cari penyakit. Oleh karena itu, gue ingin menyimpulkan tentang gaji ini. Jadi, kalau dipikir-pikir sebenarnya sebuah gaji itu memang ditukar dengan harga yang sangat mahal: waktu bersama orang tersayang.
--
PS: Oke, ini mah bukan sekadar kesel sama gaji yang kecil, tapi efek lagi kangen pacar juga sepertinya deh. Kan jadi pengin ngomong sama pacar: Kalau aku udah gak sibuk, nanti kita ketemuan ya, Sayang!
Diketik 10 Oktober 2016. Gue berusaha menyempatkan menulis saat jam makan siang. Maaf jika tulisan ini terlalu pendek dan tidak seperti biasanya. Gue hanya ingin berusaha konsisten update. Sependek apa pun tulisannya.
Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah (zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. (QS Al Baqarah 267)
Allahu Akbar. Tumben amat gue nulis hal bener begini.
Entah kenapa, tiba-tiba gue merasa resah dengan kata kampret satu ini. Iya, gaji ini emang suka nyebelin. Terkadang juga cuma numpang lewat. Apalagi saat ini gue sedang bekerja mati-matian, tapi gaji yang gue terima ini rasanya tidak sesuai. Untuk lebih jelasnya, mungkin gue akan bahas lain waktu.
Gue merenungi soal gaji ini selama berhari-hari. Kenapa, sih, demi sebuah kata bernama “gaji”, kita merelakan waktu terbuang begitu banyak untuk suatu pekerjaan? Katanya, waktu lebih berharga daripada uang, kan? Mirisnya, kita rela lembur, pulang telat, bahkan ada yang menginap di kantor untuk menuntaskan pekerjaan itu. Kita meninggalkan keluarga (orangtua, istri/suami, anak, serta cucu), tapi itu semua juga demi menghidupi keluarga. Membingungkan banget.
Namun, tidak semua gaji itu harganya pas dengan segala hal yang telah kita korbankan. Masih banyak sekali perusahaan yang membayar karyawannya terlalu murah. Mempekerjakan manusia dengan semena-mena, padahal kan kita ini bukanlah robot. Kita ini butuh istirahat yang cukup.
Rasanya banyak waktu yang terbuang sia-sia demi mendapatkan gaji. Jungkir balik banting tulang sampai tubuh sakit, eh sementara itu upahnya terlalu pas-pasan. Atau bahkan sangat kurang. Sehingga kita perlu mencari tambahan dari kerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Oh, gaji… tolong hargai gue lebih mahal. Gue kerja cari duit, bukan cari penyakit. Oleh karena itu, gue ingin menyimpulkan tentang gaji ini. Jadi, kalau dipikir-pikir sebenarnya sebuah gaji itu memang ditukar dengan harga yang sangat mahal: waktu bersama orang tersayang.
--
PS: Oke, ini mah bukan sekadar kesel sama gaji yang kecil, tapi efek lagi kangen pacar juga sepertinya deh. Kan jadi pengin ngomong sama pacar: Kalau aku udah gak sibuk, nanti kita ketemuan ya, Sayang!
Diketik 10 Oktober 2016. Gue berusaha menyempatkan menulis saat jam makan siang. Maaf jika tulisan ini terlalu pendek dan tidak seperti biasanya. Gue hanya ingin berusaha konsisten update. Sependek apa pun tulisannya.
93 Comments
Dizakatkan Yog, bukan disedekahkan :p
ReplyDeleteOh jadi ngomongin masalah gaji ya. Hmm. Berat jugak bahasannya ._.
Tiap orang beda beda sik. Ada yg pengen gaji gede tapi gede efforts, ada jugak yg pengen gaji sebatas UMR tapi kerjanya nyantai.
Etapi semakin tinggi penghasilan jugak semakin tinggi loh biaya hidupnya. Apalagi tergantung lingkungan. Misalnya banyak temen yg nongkrong di Melly's Garden, mau gak mau ngeluarin duit lebih banyak ._.
Sudah direvisi ya, Kak Beb. :D
DeleteMasalahnya gajiku gak santai, dan begitulah upahnya. :(
Ah, aku mah gaya hidupnya enggak neko-neko. Sederhana wae. Saya berasal dari orang sederhana. :))
Wahahaha. Awal mesum, pertengahan dakwah. Menggambarkan kisah hidup Aa Gatot.
ReplyDeleteThe next Aa Gatot
DeleteEhehe. Aa Yogatot.
DeleteBlogger konsisten. ntap.
ReplyDeleteNtap nget.
Deletesetelah dibaca-baca komen gue kaya blogger yang baru pertama kali blogwalking yah. :(
DeleteHadeuhhh KBBI Kamus Bokep Bahasa Indehoi :-D sungguh capruk sekali dirimu sob :-D
ReplyDeletePendiriannya kaya gimana nih orang ya awalnya mesum melanjut ke pertengahan mulai kayak semacam dakewah gitu :-D tapi gpplah seruseru :-D
((capruk))
DeleteYoi dong. Hidup itu harus seimbang. :)
Udah gitu gaji dikasihnya sebulan sekali
ReplyDeleteAda sih yg seminggu sekali
Seharusnya gaji umr dikasihnya tiap hari
Jamin pada semangat yg kerja
Nah, gitu baru enak. Emang, sih, semua orang juga mau, tapi siapa yang mau gaji woy?!
DeleteKalo gua rasa, di Indonesia banyak yg logikanya terbalik. Banyak yg berpikir mereka membeli uang (aka Gaji) dengan waktu dan tenaga, jadi ya meskipun digaji di bawah standar, mereka terima-terima saja. Kalo orang yg berpikirnya sebaliknya, menjadi "uang membeli waktu dan tenaga", mereka ga akan mau tuh dikasih gaji yg tidak sepadan dengan harga waktu dan tenaga mereka. Work smart, bukan work hard =)
ReplyDeleteDuh, padahal mah dibayar dengan upah sangat minim itu rugi waktu dan tenaga, ya. :')
DeleteTerkadang yang udah UMR aja bakalan berasa kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga (kalau cuma dia tulang punggung keluarga).
Yoih. Work smart!
Emang Kamus Bokep Bahasa Indehoi itu ada yog? klo bicara buku2 kyak gitu gw cuman tau buku kamasutra. Nggk tau kalo masih ada saudaranya.
ReplyDeleteSatu hal yg gw yakini adanya, bahwa benar gaji itu bisa bkin khilaf klo baru diumpan dan diolah sma kita sndiri. Bukan cuman gaji. Uang bulanan juga spertinya berlaku seperti itu. Huhuhu..
Waduh, Rey tau banget Kamasutra. :)
DeleteHuhuhu. Bener banget itu!
masih ada stok buku KBBI nya gak yog? Kalo masih, bolehlah diorder B)
ReplyDeleteHaha ya emang ya kadang gaji tak seberapa dibandingkan dengan kerja keras selama ini, seolah tidak dihargai kerjanya :)))
Ya ingat aja kata-katanya bob sadino, "jika kerja namun gajinya tak seberapa, itu kerja apa dikerjain?" :)))
Coba tanya sama Bang Freddy S. Wakakak.
DeleteMantap sekali emang Bob Sadino. :)
Kata lo waktu lebih berharga daripada uang. Kata temen gue waktu adalah uang. Jadi yang bener ini yang mana, Sum?
ReplyDeleteNB: Sum itu Mesum.
Kata tuan krab, segalanya adalah uang. Jadi mana yang bener, yak?
DeleteWaduh. Membingungkan aja ya.
DeleteJadi gatel pengen garuk biji juga hua hua.
ReplyDeleteJangan lupa tiap gajian mesti sisihkan buat sedekah dan sejenis nya
Huwahaha. Duh, Mas Cum.
DeleteYeaahh!
ya mau gimana lagi, semuanya juga karna uang, gaji kecil ya ngedumel, gaji gede ya masih berasa kuranga aja,
ReplyDeleteuang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.
ps; (uang bisa buat dp rumah)
Uang oh uang. Duh, jadi pengin DP rumah kan. :(
DeleteGaji-gaji kalian Tuhankan. Begitukan liriknya, Yogs?
ReplyDeleteBetul sekali, Mas Arif.
Deletedari kemarin mengeluh tentang gaji terus nih yoga,
ReplyDeletega di twitter ga di Blogger,
tapi ga apa apa deh tersesah ngana aja.
ternyata ada loh orang yang digaji kecil tapi hapyy-happy aja,
siapa dia ? orang-orang yang berkerja sesuai hobbinya.
walaupun ada juga sih yg ngeluh.
tapi kunci untuk tetap merasa cukup cuma satu yog,
Bersyukur...
Ya, bukannya ngeluh. Cuma resah aja sama gaji ini. Masalahnya kan, kerjaan gue sekarang ini gak sesuai hobi. :)
DeleteIya, bersyukur adalah koentji~
Bener banget kata bang leon ya... Gaji kalo dipikirin mulu bikin kita garuk biji, biji apa ya biji salak lah... kalo dipantengin terus gak bakalan nambah2... yang terpenting itu ya... bersyukur...
ReplyDeleteYoih. Mari kita lebih bersyukur~
DeleteDi awal udah mesum, lalu bahas pake ayat al quran. Timpang sekali bung :((
ReplyDeleteBanyakin bersyukur aja, Yog. Kalo pun tetep ngerasa kurang, marahlah. Lalu berkarya.
Hmm kayak kenal ini siapa ya?
Yah, pengin balance gitu. Biar gak dosa-dosa amat. :(
DeleteWakakakak dasar kutu aer! SEBUT NAMA!
Berusaha konsisten update biar kayak siapa, Yog? Hahaha
ReplyDeleteApa-apaan Kamus Bokep Bahasa Indehoy? Bhahahak kampret.
Btw, bukan "menurut KBBI", Yog, tapi "di dalam KBBI". Kata "menurut" digunakan untuk mengungkapkan pendapat seseorang, KBBI kan bukan orang. Begindang~
Dah lama nih gak gajian beneran, cuma ngumpulin receh review sama CP doang. Bedalah sama......
Eh, ada ufo!
Siapa?
DeleteIya, Wi. Ini tulisan gak diedit dulu soalnya. Pokoknya, makasih ya sudah mau mengoreksi. :D
Kamus bokep ngahaha. . Lo gak coba sekalian nerbitin kamus tuh yog??
ReplyDeleteWkwkw sabar ya yog. . Yg penting ada penghasilan pah dsripada nganggur. . Lo tau daerah pedaleman, tambah temen + tambah cerita soap cewe yang anu ngahahaha. . Nikmatin dulu aja. . Suatu saat lo pasti nikmatin gaji gede :))
Wahaha. Enggak dong. Yoga sekarang mau jadi anak saleh. :p
DeleteIya, Kak. Pengalaman yang gak akan terlupakan banget. Aamiin ya, Rabb. :))
Lo tobat Yog? Tahan berapa jam tobatnya? :))
ReplyDeleteGaji lo sekecil apa Yog? Kalo masih di atas UMR dan cukup buat beli kuota untuk nulis cerita mesum di blog ini, bersyukurlah.
Iya, nih. Saya mau jadi anak yang baik. Doakan saya ya, Uda! :D
DeleteKagak sampe UMR. Sedih, sih, kalau diceritain~ :')
Gue juga pernah sih, Yog kerja yang menurut gue gajinya nggak seberapa. Tapi gue berusaha buat nikmatin aja. Jadi selama kerja hepi hepi aja
ReplyDeleteTapi gue udah seperti kerja rodi, Rul. Berangkat pagi, pulang tengah malem. Waktu buat tidur bener-bener minim. :(
DeleteWaktu lebih berharga dari gaji. Sebab sebesar apapun gajimu, tetap saja peluang bunting tergantung pada ketepatan waktu saat melepaskan sanak famili berprotein tinggi ke dalam liang asmara.
ReplyDeleteBtw, tolong lanjutkan Kisah Agus dan Ice Cream Kesayangannya. Kami butuh bacaan bermutu tinggi.
Si anjissss!
DeleteMaaf, tulisan itu adalah kebodohan saya. Saya tak ingin mengulangi kebodohan senista itu. :(
Eh bentar, ini gue mau 17 tahun, bentar lagi gue akan punya gaji! Hoaaaray, eh kampret gue kan baru kelas 2 SMA *Gubrak*
ReplyDeleteKalo gak pengin gajinya amblas disaat gajian, pertama ambil wadah, terus masukin uangnya (semuanya), terus pake gembok, lalu kunci. Buang kuncinya ke samudera hindia. Beres
*kkkkk*
Nanti PKL juga ngerasain digaji (kalau kerja sama dengan instansi yang memang mau membayar anak magang). :D
DeleteBeres palelu lonjong!
Alhamdulillah yoga sekarang semakin islamiah yah ^^
ReplyDeleteAlhamdulillah. Doakan saya!
DeleteSaya juga sering ngalamin itu Yog. Haha sering juga dinasehatin ama temen, supaya jangan terlalu pilih2, karena nyari kerja susah lah dsb.
ReplyDeleteTapi kalau kerjanya sesuai passion, mungkin gaji yang pas-pasan pun bakal tetep kita nikmati. Saya sih gitu. Mangga dicoba.
Iya. Emang susah banget anjislah ini, cees. :(
DeleteSaya belum mendapatkan kerja yang sesuai passion, Agia. Karena saya gak mau dihargai sangat murah dengan kemampuan yang saya miliki ini. Halah!
Ada kamus lain yog, yg singkatannya bukan gaji. Ada yg bilang galer atau gatol. Nah lu aliran yg mana nih? Kayanya tetep gaji ya.
ReplyDeleteUdah sih. Mau bahas itu doang.
*tendang**
((GALER))
DeleteOke, gue tendang lu pake sepatu kaca Cinderella Masa Kini!
konsisten update. aduh bang yoga iniiiiiiiii
ReplyDeleteini tumben dah postingnya nggak kayak si es krim. tapi bener sih kalo dipikir mah. apalagi sekarang aku ke rumah cuma seminggu sekali karena tempat kerja jauh. huft.
hidup mah pilihan sih bang. ya kalo udah milih yang itu, harusnya bisa terima kosenkuensinya.
aku jadi inget, ada yang bilang waktu adalah uang.
Kenapa, Ris?
DeleteDuh, gara-gara es krim satu gigitan, jadi rusak image-ku. :(
Bener juga ya. Yoweslah, aku nikmati saja gaji kecil ini. Kalau gak kuat, ya berhenti. :)
FPI lagi kesel-keselnya, nih. Kalo mereka minta blog ini ditutup, sanggup gak? :))
ReplyDeleteIni harus banget bikin meme yang berbunyi "Tetap konsisten ngeblog walau gaji kecil".
Jangan dong! Blog ini adalah karier saya. :(
DeleteWakakak. Tae!
Hidup Pak Mario ..
ReplyDeleteMARIO SIAPE?!
DeleteDulu ya gua pikir kerja sesuai dengan minat dengan gaji pas-pasan itu tetep bisa menyenangkan. Ternyata nggak banget. Gua merasa banget tenaga dikuras, pikiran dikuras, tapi gak bisa menyenangkan diri sendiri dengan gaji.
ReplyDeleteBtw, kenapa setiap update postingan blog lo gak masuk ke daftar bacaan blog gua lagi ya?
Sedih ya, Man. Kenyataan memang tidak sesuai ekspektasi. :')
DeleteLoh, kok bisa gitu? Mungkin karena habis ganti nama domain?
Sabar yog syukuri apa yang diperolehh... mungkin baru segitu rezeki loh. Ujian dari Allah yog sabar. sabar. Hehehe
ReplyDeleteemang lu kerja dimana sih ?? setahu gue kalau di jawa sana UMP nya tinggi.
emang punya cewek ?? Kkkkk
Iya, Dian. Saya berusaha untuk tetap sabar. :)) Yah, dia gak tau kalau di Jakarta juga banyak orang yang pelit dalam membayar upah. :p
DeleteEkekek. Punya dong!
Ya Allah, ini malaikat Ratib sama Atid yang mau mencatat amalmu kayaknya bakalan bingung deh.
ReplyDeletekenapa ada biji disela--
ah gak jadi deh.
bhahahah
tjieee kyaknya abis ini yoga bakalan mengalami demotivasi kerja deh.
tetep semangat ! salam biji.
biji salak ena.
Bahahaha. Gak perlu bingung gitulah. Catet aja dua-duanya. Baik dan buruknya~
DeleteSemangat sekali menulisnya. Mesum yang diselipkan dakwah. Super sekali.
ReplyDeleteBtw, ngomongin soal gaji. Kalau merasa diperas sama yang ngegaji tapi hasil perasan tidak sesuai dengan usah memeras, mending langsung diomongin, Mas Yoga. Jangan ngedumel.
Kan bisa diselesaikan baik-baik. Kalau nggak bisa baru deh coba alternatif lain.
Pernah denger ini sih. Usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Waktu bersama keluarga emang gabisa digantikan dengan banyaknya uang. Tapi mau liburan sama keluarga juga butuh duit.
Hidup memang semembingungkan ini.
Semangat ngeblog. Semoga terus konsisten.
Konsisten di jalan mesum.
Super dong. Ehehe. :D
DeleteIni mau ngomongin sama atasan, eh dia menghindar melulu. Yoweslah, biarkan saja. Intinya udah lega bisa dicurhatin lewat tulisan. :)
Yah, begitulah hidup. Suka membingungkan. Karena pilihan sekarang mah gak sesimpel mau pilih teh apa kopi lagi? Ada susu, ada sirup, ada es jeruk, ada cendol, dll.
Apa-apaan konsisten di jalan mesum?! Taik, sih, ini. -Jaimbum
Gaji, kalo ga disyukuri pastilah kurang. Tp kalo disyukuri juga ga kunjung naik :D
ReplyDeleteSerba salah, ya? :(
DeleteKayak raisa
Deletebesar kecil gaji, disyukurin aja, mungkin keinginan kita yang semakin meningkat ketimbang gaji :)))))
ReplyDeletehemat hematttt
Hm. Mungin, ya? Okelah kudu hemat. :)
DeleteNgomongin gaji karena gua belum kerja dan pasti belum menerima gaji, aku ndak bisa berkata apa-apa.
ReplyDeletePas baca ini gua jadi inget tukang-tukang yang dipinggir jalan, yang tidur cuma dialasi sarung doang terus disampingnya cangkul. Kerjaan mereka berat tapi gajinya ga seberapa, kasian. Lu ga kerja kaya gitu kan yog? :(
Kerja kayak gitu, sih, alhamdulillah enggak, Nad. Cuma... ya gitu deh kalau tiap kali gajian. Pengin nangis gak sesuai sama tenaga dan waktu yang sudah gue beri. :(
DeleteApaan garuk biji ?? Wanjer. wahahahaha
ReplyDeleteDuh postingannya Insya Allah berkah yog. Mengingatkan gue tentang pentingnya hak anak Yatim. Subhanallah.
Gaji ya ??
Emmm gue belum pernah ngrasain yang namanya gajian se. Kerja freelance, gaji juga kagak tentu. Syukur kalo ada yang ngasih dulu kalo itu mah. Huhuuu
Tapi gue juga kurang minat, kalo kerja di kantoran. :(
Wahaha. Maklum lagi kambuh. :( Masya Allah. Tumben juga ini lagi bener. :)
DeleteSebenernya gue juga kurang minat, tapi ya dijalanin dulu aja. :D
Pake bahas-bahas garuk biji. Hmmm. Nggak heran sih. NAMANYA JUGA YOGALER.
ReplyDelete((KANGEN PACAR))
Ciyeeee yang lagi anget-angetnya. Ditunggu curhatannya pas lagi anyep-anyepnya ya, Yogs! Bahahahahaha! Oke. Icha jahat :(
Setuju sih. Kerja itu menguras waktu bersama orang-orang terkasih. Nggg kalau soal gaji, sabar ya, Yogs. Selalu bersyukur. Sambil nyari-nyari kerjaan lain juga kalau mau dan bisa. Sumanget! :'D
Kok Icha jahat, sih? :(
DeleteTapi maaf aja nih, ya, Yoga mah selalu bisa membuat hubungan menjadi hangat. Tinggal rebus aja. Ehehe. Hehe. He. Garing, ya?
Iya, ini lagi berusaha cari yang lebih baik. Nuhun!
Kalo soal kangen dibacanya itu "ketemuan"
ReplyDeletejangan cuma kangen doang yog -__-
kalo rezeki lu disatu sisi gak sebanding dengan yang lu harapin, insya Allah nanti akan dilebihin dari sisi yang lain aamin :)
Udah ketemuan dong. :p
DeleteIya, Vir. Aamiin. o:)
Oooh yoga udah punya pacar tho...
ReplyDeleteHmm jlep juga ya, aku termasuk orang orang yang sering lembur untuk menyelesaikan pekerjaan.
Cuma yagitu, aku mah selalu berdoa semoga sibukku ini berkah *tsaaah.
Btw btw.. Kalo aku sih gaji nya buat kuliah, jadi selama kuliah belum lulus kayaknya aku harus semangat semangat aja.
Meskipun harus membayar mahal berjauhan dengan orang tua.
*hiks
*kemudian nangis
*nasib anak rantai
Ehhh rantau deng
Iya nih udah. Ahaha. Kenapa, Da? Gak cemburu, kan? Emaap. :(
DeleteMasya Allah, Ida ini super sekali. Yeah. Semoga aja kerjaanku ini juga berkah. :')
Sedih ya ternyata jadi anak rantau. Apalah saya ini yang susah berjauhan dengan keluarga. :))
Duit itu manis mas, siapa sih yang gak ngiler. Mas perlu perencanaan keuangan yang baik mas. Kalo mau berusaha pasti bisa menabung. Kalo gaji cuma numpang lewat berarti ada yang salah sama perencanaan keuangan mas. Coba deh baca-baca blog perencana keuangan. Mulai sekarang belajar menahan dari godaan yang gak penting-penting. Banyak-banyak menabung dan investasi mumpung masih muda. Toh kalo mas bisa melaksanakan yang merasakan manfaatnya mas sendiri. Boleh main ke blog saya kalo mau liat beberapa tips perencaan keuangan. Silakan diubek-ubek aja.
ReplyDeleteGaji seorang freelancer rasanya sulit untuk dibuat perencanaan keuangan, Mas. Kecuali gaji saya udah UMR atau lebih. :D
DeleteEhehe. Makasih ya. :)
Yog gue lebi ngenes lagi, separoh gaji dulu tjuma kebuang buat transpot, secara anak lapangan geto loh, jadinya eke ngenes, lalu resign ajah...hiks
ReplyDeleteGaji kadang suka kejam, ibaratnya tanggaln muda cuma ampe tgl 5 aja, abis ntuh kepotong buat listrik, pam, iuran telepon, blom amplop kondangan, endebre endebre wakakakka #balada emak emak bangettt
Wahahaa. Gue juga sekarang anak lapangan, Mbak. Gue surveyor gitu. Makanya ngeluh begini deh. :')
DeleteYa, emak-emak pasti kayak gitu.
Dulu pas kerja gaji gue juga kecil. Malah lembur ngga keitung. Lagi di rumah hari libur suka keganggu sama kerjaan. Bzzzz. Tapi yaudahlah, buat pengalaman.
ReplyDeleteSemangat selalu, Yog! Semoga dapet kerjaan yang gajinya 'pas' yaaak.
Wanjer, lembur mulu tapi gaji kecil? Sadis itu mah! Aamiin ya, Rabb. Nuhun, Bil. :D
DeleteYog... itu pembukanya nganu banget, Yog.. Wwkkkwkw...
ReplyDeleteAhh, sama nih. Gue juga resah sama yang namanya Gaji. Dia sering kali gk sesuai dgn yg diharapkan. Yang paling ngeselin ya itu, cuma numpang lewat doang.
Ehtapi,, bagaimanapun juga, syukuri aja dulu nikmat yang diberikanNya. Hahah
Sengaja buahahaha.
DeleteIya, emang kudu banyak-banyak bersyukur, Nur. :)
yahh namanya idup yog, kadang gaji gak sesuai harapan. Syukuri, ikhlasin aja. Jgn lupa sedekah, biar nambah barokah n nambah rezeki
ReplyDeleteYa, kan gue juga itu udah nulis zakat atau sedekah, Lam. :p
Deleteduuuh bicara gaji :D.. kao aku jujur banget dr hati nih Yog, alasan kenapa aku msh mau bertahan kerja 10 thn di perusahaan skr, walo gaji ga tinggi2 amat :D, itu krn suasana kerja dan benefit nya sih.. kyk medical insurancenya, uang bonus, outing, dan kekeluargaan yg kuat banget :).. kalo bukan krn itu, udh lama aku kluar mungkin, toh gajinya cuma utk biayaku traveling doang :D Tapi ngerti sih, kalo kerja di tempat yg suasana ga enak, gaji ga asyik juga, cuma mau kluar, kerjaan baru blm ada.. serba salah yaa.. :(
ReplyDeleteSuasana kerja itu emang beneran bikin betah ya, Mbak. ^__^
DeleteNah, kantor yang kekeluargaan itu emang mantap. Gue dulu juga sempet, sih. Tapi sejak ganti manager, ah gak kuat. Hufftt. Iya, Mbak. Kalo belum ada penggantinya itu ribet. Kalo nekat, nanti kayak saya gini deh. Susah lagi dapet kerjaan baru.
Aku belum ada kerjaan tetap, May. :')
ReplyDeleteMaunya juga nikah biar halal. Wqwq.
—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.