Gue yang
sedang ngulet di kasur berusaha untuk tidur lagi. Namun, gue ada janji sama
pacar. Yoi. Jarang-jarang gue pacaran.
Yah, namanya juga nasib orang yang memilih pacaran jarak jauh (dibaca : LDR ). Nggak terasa, ngulet di kasur itu bikin gue ketiduran. Yah, namanya juga ketiduran, kan, nggak sadar. Kalo sadar itu
namanya menidurkan. Eh, gimana-gimana?
Abaikan
kalimat barusan.
Handphone gue
tiba-tiba berdering. Gue pun terbangun, lalu pesan itu gue baca perlahan-lahan dengan mata kriyep-kriyep.
“Dikit lagi sampe,” kata si pacar di WhatsApp.
Gue yang
melihat pesan itu langsung kaget dan berlari ke kamar mandi.
Singkat cerita
gue udah mandi dan berpakaian. Gue mau tampil biasa aja. Yang memang style gue biasa aja. Mungkin 'kata biasa' aja bagi orang lain adalah penampilan yang lebih mirip gembel.
Bodo amat.
Beginilah gue. Suka syukur, enggak ya udah. Simpel.
Ketika sedang
manasin motor, gue baru sadar akan sesuatu. Kalo helm dan jas hujan gue nggak
ada. Helm dua-duanya hilang. Bokap juga
nggak ada di rumah sejak pagi tadi. Kalo Nyokap emang lagi nggak di
rumah—pulang kampung dari seminggu yang lalu. Apa iya Bokap kerja jam segini? Bokap biasanya masuk pagi jam 9. Jangan-jangan rumah ini habis kemalingan.
Batin gue.
Entah, apa
rumah ini beneran habis kemalingan atau bagaimana. Tapi yang jelas, malingnya
bego. Ngapain coba nyolong helm dan jas hujan? Nyolong tuh sama motornya
sekalian!
Tidak ingin
berburuk sangka, gue pun menelepon Bokap.
Setelah
terdengar suara salam dari seberang sana. Gue pun menjawab salam dan langsung to the point.
“Yah, lagi di
mana? Helm sama jas hujan, kok nggak ada?”
“Lagi di
Sawangan, main sekalian jemput ibumu. Tadi dari terminal disuruh mampir dulu.
Helm sama jas hujannya ayah bawa,” jawab Bokap.
“Kok nggak
bilang-bilang? Yoga mau pergi tau!” Gue mendadak kesel.
“Tadi pas dibangunin, katanya nggak pergi ke mana-mana.”
“Kapan Yoga
bangun, Yah?” tanya gue bingung.
“Tadi pagi jam
6-an.”
“Orang nggak
sadar diladenin. Ya udah kalo gitu. Assalamualaikum.” Gue langsung menutup
telepon karena takut semakin emosi. Astaghfirullah.
Di saat itu
pula, si pacar mengabari kalo dia sudah sampai. Gue jadi bingung mau pergi
apa enggak. Kalo pergi, masa nggak bawa helm. Kalo enggak, gue juga nggak enak karena dia
sudah rela datang jauh-jauh dari antah berantah. Serba salah kayak makan buah simalakama, nih. Huwahaha.
Akhirnya, gue
mengabari si pacar kalo baru bangun tidur dan nggak ada helm. Si pacar pun tidak
keberatan jika harus pergi naik busway.
Ngggg... mengingat gue orangnya sangat lemah. Iya, gue itu lemah. Makanya gue
tidak merokok. Baru sekali hisap saja bisa batuk tiada henti-hentinya. Apalagi
mabuk minuman keras, pasti langsung muntah. Toh, gue aja orangnya gampang mabuk
ketika naik kendaraan umum, kecuali kereta. Gue berusaha mencari cara lain: minjem helm.
Gue
memutuskan untuk minjem helm sama tetangga depan rumah.
Ketika
tetangga bertanya, “Mau minjem yang jelek apa bagus?”
Gue menjawab
“Dua-duanya aja” dengan mantap.
Nggak
tanggung-tanggung emang si Yoga, dua helm langsung. Udah minjem, nggak tau diri
pula. Memang kampret kau, Yog!
***
“Hey.”
Gue memanggil
si pacar yang sedang duduk di halte. Dia melihat gue dengan tatapan yang aneh.
Sepertinya dia ingin bilang, “Maaf, saya lagi nunggu pacar, bukan nunggu ojek,
Mas.”
Dia pun
langsung gue bonceng. Sambil menuju ke Ragunan, di jalan kita memulai obrolan.
Gue menjelaskan kalo kedatangan gue yang sedikit ngaret karena kejadian helm
itu.
Gue kira dia
bakal memaklumi keterlambatan itu. Yang gue tahu, menunggu itu memang membosankan. Tapi kalo udah
bertemu orangnya, masalah juga akan selesai. Apalagi yang ditunggu itu
kehadiran pacar. Namun, ia justru merespons gue dengan perkataan yang tidak
enak. “Kamu nggak mandi, ya?”
YA, TUHAN.
KESAN PERTAMA MALAH DISANGKA NGGAK MANDI SAMA PACAR.
PARAH.
Ingin rasanya
gue tabrakin motor ke mobil yang melaju di depan gue. Tapi mengingat harga
reparasi mobil yang jutaan itu, gue mengurungkan niat bodoh tersebut.
Di perjalanan,
gue baru sadar kalo kehabisan bensin. Gue langsung bilang ke dia, “Nanti kalo
ada pom bensin bilang, ya.”
“Kamu ngomong
apa sih, Yog?” tanya si pacar.
“Nggak kedengaran
emang?” gue balik bertanya.
“Apaan? Nggak
kedengeran?”
“Kalo ada pom
bensin bilang.”
“Kamu jadi
cowok suaranya jangan lembut gitu, dong.”
Mendengar dia
berkata begitu, ingin rasanya gue berteriak. Tetapi kalo berteriak-teriak di
jalanan takut disangka orang gila. Lagian, Nyokap gue selalu mengajarkan untuk
berkata lembut kepada wanita.
“Ketutupan
helm kali jadi nggak kedengeran, apa kuping kamu yang bermasalah?” tanya gue,
bingung.
“Tuh, kan,
suara kamu yang lembut, Yog.”
“NANTI KALO
ADA POM BENSIN BILANG!” Gue mendadak kesel.
Setelah hening
beberapa saat, dia memecah sunyi dengan berkata, “Noh, di sebelah kanan ada.”
ASTAGHFIRULLAH ALADZIM. Ini orang pura-pura
bego apa beneran polos? Belum pernah ke Jakarta nggak gini juga. Pikir gue.
“Yang kirilah.
Masa iya nyeberang lawan arus? Ini lagi di jalan raya.”
“Oh, maaf.”
Enak banget si pacar bilang maaf tanpa rasa berdosa. Kalo bukan pacar, udah gue turunin tengah
jalan kali.
Beberapa meter
setelah itu, gue melihat sebuah tiang dengan papan bertuliskan SPBU 100 meter.
Kemudian gue segera mengisi bensin. Kampretnya, si pacar nggak mau turun dari
motor.
“Heh, turun,”
kata gue.
“Nggak mau.
Pokoknya nggak mau,” kata si pacar nyolot sambil ketawa-ketawa.
Gue memasang
muka bete sambil menuntun motor. Tanpa disuruh lagi, si pacar pun turun.
Singkat cerita
isi bensin sudah selesai dan kami berdua melanjutkan perjalanan. Dia mulai
membuka percakapan lagi. “Yog, kamu emang biasa ngisi Pertamax?”
Mendengar
pertanyaan itu, gue tadinya mau jawab sebagai cowok yang terlihat keren. Misal, “Iya,
sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus mengisi Pertamax. Karena
BBM bersubsidi itu untuk rakyat menengah ke bawah.”
Namun, yang
namanya Yoga tetaplah Yoga. Dia akan jujur apa adanya di hadapan setiap orang,
termasuk gebetan dan pacar sekalipun. Nggak peduli itu cewek bakal ilfeel atau
gimana. Ya beginilah gue.
Tanpa ragu gue
menjawab, “Kamu nggak liat? Itu tadi SPBU khusus Pertamax tau. Aku salah masuk
pom bensin. Ya, daripada malu balik lagi. Sesekali isi Pertamax, deh.”
“HAHAHA. Kirain.”
“Pertamax itu
boros soalnya.”
“Boros gimana?
Pembakarannya? Cepet habis gitu?” tanya si pacar.
“Boros
pengeluaran di dompet,” jawab gue. Iya, gue memang terlalu jujur.
“HAHAHAHA.” Dia tertawa begitu kencang dan suaranya agak cempreng. “Oiya, masih
lama nggak sampenya?”
“Masih.
Ragunan itu jauh banget. Belum melewati sungai dan jalanan yang kanan kirinya
jurang,” jawab gue bohong dengan maksud bercanda.
“Emang ada
jalanan begitu di Jakarta?” tanya si Pacar penasaran.
“Ada. Nanti
kamu juga tau.”
***
Kami sudah sampai di Kebun Binatang Ragunan. Setelah parkir, kami
berdua menuju loket. Saat gue sedang mengambil dompet di dalam tas, si pacar
malah langsung mengantre dan tau-tau memberikan gue 2 tiket masuk.
Sebagai cowok
gue merasa gagal. Jalan pertama kali malah cewek yang bayarin. Pfffftttt, Yoga
cemen banget.
Kami pun masuk
dan langsung mencari tempat duduk untuk beristirahat. Gue langsung menawarkan
minuman dan camilan—yang gue bawa dari rumah. Gue tau, kalo makanan dan minuman
yang dijual di tempat wisata itu mahal-mahal.
“Mana? Katanya
jauh? Lewat sungai dulu, terus kanan kiri jurang?” tanya si pacar polos.
Gue langsung
ketawa ngakak.
“YOGA
KAMPREEEEETTT. NGERJAIN ORANG AJA!”
Setelah itu, kami hanya muter-muter di area Ragunan. Hewan yang pertama kali kami berdua
lihat adalah gajah. Namun, baru satu menit melihat gajah, gue langsung mengajaknya
ke tempat hewan yang lain.
Foto bersama gajah, si Pacar yang motoin. |
Dia pun kesel.
Setelah
muter-muter agak lama, dia langsung protes ke gue. “Eh, mana binatang lainnya?
Dari tadi muter-muter doang ketemunya gajah lagi gajah lagi. Lihat beruang apa singa gitu.”
Akhirnya, gue
mencoba mengikuti petunjuk—tulisan beruang dan gambar beruang—yang menunjuk ke arah kanan.
Sesampainya di kandang beruang, si pacar kecewa. “Mana beruangnya? Itu doang?
Nggak ada yang lebih gede?”
“Iya, itu doang.” Gue menunjuk ke arah beruang. “Emang
mau gede kayak gimana lagi?” tanya gue, bingung.
“Kirain kayak
di film Marsha.”
Susah emang
korban film kartun.
Nggak terasa
sudah hampir satu jam kami muter-muter tempat ini. Si pacar langsung mengeluh
haus dan minta minum. Kami pun memutuskan untuk beristirahat di sebuah
taman. Setelah
melanjutkan perjalanan, baru beberapa saat si pacar meminta air minum lagi kepada gue. Gue
langsung bilang, ”LEMAAAAHHHH!”
“Enak aja! Aku
kuat. Wooo!”
“Lah itu, dikit-dikit minum
melulu. LEMAAAHHH!”
Efek kemarin
berenang membuat gue gampang letih. Baru berjalan sebentar rasanya ingin
istirahat dan duduk lagi. Tapi sebagai cowok gue berusaha tidak
terlihat lemah di hadapan wanita. Apa daya
kaki gue nggak bisa berbohong. Kaki ini merengek untuk diistirahatkan.
Tanpa ragu, gue langsung
duduk di pinggiran jalan.
“LEMAAAAHHHH.”
Kata itu gantian keluar dari mulut si pacar.
Kampret.
Sekarang gantian gue dikatain.
“Kita mau
sampe jam berapa, Yog?” tanya si pacar.
“Jam tigaan aja,
ya. Biar nggak kesorean.”
“Ah, aku
maunya sampe malem. Mau berduaan terus sama kamu. Malem masih buka, kan?”
Mendengar hal
itu, gue berniat untuk mengerjainya. “Iya, masih
buka, kok. Ada yang nginep juga malahan.” Gue memasang raut wajah serius dan
menahan tawa agar pacar tidak curiga.
“Beneran? Seru
banget bisa nginep,” kata si pacar bersemangat. “Tidurnya pake tenda gitu? Kemah
kayak anak pramuka, dong?
“Iya, seru
banget,” jawab gue sok serius.
“Banyak
emangnya yang nginep di sini? Ya udah, kapan-kapan cobain, ya.”
Gue langsung ngakak
setelah si pacar ngomong polos begitu.
“Kamu ngerjain
aku lagi, ya? JAHAT!” kata si pacar kesel sambil menjambak-jambak rambut gue.
Dari tadi bilang pacar mulu, tapi nggak ada foto berduanya, Yog? Takut dibilang hoax karena nggak ada foto barengnya, ya udah ini fotonya. Gue nggak suka pamer sebenernya. Tapi, ya udah sesekali gapapa. Halah.
***
“Kamu bahagia
nggak hari ini?” tanya gue ke dia saat berjalan menuju parkiran untuk pulang.
Si pacar langsung
diam sejenak, lalu tersenyum dan membuka mulutnya. “Bahagia banget. Kalo kamu?”
Gue bergeming.
Hanya menatap matanya dan tersenyum.
“Dih, jawab! Curang, kan, nggak mau jawab,” protes si pacar.
“Nggggg... Rasanya
nggak bisa diungkapin lewat kata-kata. Kata apa yang lebih indah dari bahagia? Nah,
gitu rasanya.”
Dia langsung tersenyum
dan memandang gue dengan tatapan yang nggak biasa. Kami saling memandang, mata
kami seolah-olah yang berbicara dan menjelaskan perasaan di hari itu. Ada
sebuah binar dari sorot matanya yang melukiskan pelangi. Ada rasa takut akan
sebuah rindu. Ada seekor kupu-kupu yang hinggap dan mulai terbang di perut gue.
Mungkin juga perutnya.
Satu hal yang
bisa gue bilang ke dia atas kebahagiaan itu: terima kasih.
Terima kasih
juga kepada pembaca yang rela membaca cerita nggak jelas ini.
63 Comments
Hoammmm.... Baru bangun malah baca ginian. Taik si yogaaa.....
ReplyDeleteBtw, tidur kalau niat mah bukan menidurkan. Nidurin yang bener....
Itu pacar lo yog? Kapan ada rencana buat gue bisa tikung? Huahaha
Waparah, belom apa2 udh mau ditikung aja, haha. Tapi nggak apa-apa sih, menikung kan bagian dari perjalanan.
DeleteAnjirr ni anak berdua. Hahaha.
DeleteWahyu : Iya, begitulah. Nidurin. :)
DeleteKapan aja siap gue. Kasih tau gue kalo udah berhasil, yaaa. :)
Renggo : Cari cewek lagi. Susah amat.
Deva : Biarin aja jomlo memang begitu, Dev. :D
Setuju di bagian lo cemen. Yoga emang cemen banget. Masa cewek yang bayarin tiket sih? Emansipasi?
ReplyDeleteBtw, enaknya LDR apa sih? Pacaran doang status, atinya sepi2 juga. :P
Begini lah komentar jomblo akut.. :P
DeleteGue korban LDR berasa terhina. Anjirt si renggo!
DeleteRenggo : Sial. :)) LDR enaknya bisa pacaran sama cewek yang deket. Yang jauh kan nggak tau.
DeleteBeby :Biarkan saja, Kak Beb. :)
Eric : Wakakaka. LDR merasa korban? Cemen. :p
Udah siap nyari 'pengganti' nih kayaknya :p
DeleteHahaha, diseriusin. XD
DeleteOh itu si Rima bukan sih? haha etdah berkat ngeblog dapet pacar wkwk
ReplyDeletekirain bakal banyak foto binatangnya, taunya cuma gajah doang
kalau liat fotonya itu memang mirip rima ya? beneran rima kali ya??
DeleteKayaknya sih emang Rima. Coba kita tungguin postingan berikutnya. Firasat gue sih bilang kalau itu rima
DeleteDoni : Tanyakan pada rumput yang bergoyang, Don. Itu Rima apa bukan. Krisis kuota, nggak mau upload banyak-banyak. :)
DeleteDefa : Coba tanya orangnya langsung, Mbak. :D
Hadi : Firasatmu selalu benar, Bro?
Aaaaaaakkk Yoga udah ketemuan sama pacarnya, aku kapannnnnnnnn :(
ReplyDeleteKonyol banget yang waktu kalian di jalan itu, Yog. Aku cekikikan ngebayangin mukanya si pacar yang polos sementara kamu gedek gedek kesel tapi sayang. Ngerjain sama ngolok itu bentuk lain dari keromantisan, iya gak sih haha.
Icha : Sabar, Cha. Nanti pas ketemu juga akan indah. :)
DeleteHmm, bagi sebagian orang romantis. Bagi sebagian yang lain mungkin tindakan bloon.
Icha LDR juga? YA SALAAAM
DeleteIkutan sana, Reng. :p
DeleteYoga: Iya mudahan aja sih, Yog.
DeleteSebagian besar deh kayaknya yang nganggap itui tindakan bloon.
Sabar sama kuat nahan kangen. Senjata yang wajib dimilikin pejuang LDR supaya bisa bertahan hidup :(
Renggo: SAMI' ALLAHU LIMAN HAMIDAH. ALLAHU AKBAAAR
YOGA PACARAN SAMA RIMAAAAAA.. KEMEK-KEMEKNYA MANA, WOOOOOIIIII! WAAAAH.. UDA NGGA DIANGGEP KAWAN LAGI NIH AKYUUUUU.. T_T
ReplyDeleteSelamat yaaaa.. Selamat menjalankan LDR maksudnya.. Mihihihi :P
Nanti kalo udah dapet kerja dan gajinya lumayan ya, Kak Beb. :(
DeleteHuwahaha. Situ juga LDR -___-
Asiiiiik.. :D
DeleteScreenshoot komen ini ah, jadi pas kamu uda dapet kerja bakalan aku tagih! Muahahahaaa :D
Kan aku bentar lagi deketan :P
Hahaha. Kampreeetttttt.
DeleteIya, semoga tambah makin-makin. :D
Makin apaan? Jangan makin sering berantemnya. Ku tak tahan. :'
DeleteHahahaha asli ngakak gue pas yang tidur menidurkan itu. Sialan lo Yog. XD
ReplyDeleteACIEEE BARU JADIAN CIEEEE. PJ mana PJ \'o'/
Itu si Rima kasian Yog dikerjain mulu. Kalo gue jadi Rima udah gue dorong ke kandang beruang lu Yog.
Hahaha. PJ itu apa? Penanggung Jawab?
DeleteBeruangnya kecil, nggak serem. :)
Ciee.. baru jadian. Namanya Rima ya? Hm... Yang mana ya? -_-
ReplyDeleteKok lu gitu sih yog? Cemen :p kata renggo, emansipasi. Emansipasi pria :D btw, Longlast ya!
Bukan, Rima siapa, sih? Ini pada sotau banget.
DeleteAamiin. Longlast juga buat lu, Ric. :D
Yog suara lo lembut amat yog. Yog, cowok macam apa elo yog? Ahahaha
ReplyDeleteBy the way, asik tuh kayaknya. Ihiiir, pacaran ihir, anak muda, ihiiiir
Hahaha cowok macam-macam. Ada rasa melon, jeruk, cokelat. Mau yang mana?
DeleteIhirrr juga deh.
Huaaa yoga ama rimaa....hihihiii so sweet bangett ini mahh
ReplyDeleteAh, bise aja, Mbak.
Deletegua curiga. kayaknya gegara memfiksikan lo berdua jadi pacaran. jangan-jangan kisah cinta ini juga hanya fiksi. hahaha. gak deng. becanda. gua emang kalau becanda suka serius.
ReplyDeletegua baru tau suara lo lembut yog. lemah lo lemah. makanya pita suara tuh diasah dong.
Gini nih, Man. Pas rame doang main ngata-ngatin sampe bawa-bawa rontokan gorengan, di belakang mah mesra abis. Tapi sebagai seorang temen *entah dianggep ato nggak* kita mesti ikut berbahagia melihat mereka. hihahahaha
Deleteterus, kita kapan, Man? xD
Aku juga ikutan bersuka cita, ah.
DeleteIya, ya. Kita kapan, ya?
Haw, nyari temen cewek buat diajak memfiksikan, yuk?
Arman : Wakakaka. Kisah cinta hanya fiksi. Dalem, Man. Cara ngasahnya gimana?
DeleteHaw : Anjir, di belakang juga main kata-kataan, kok. :p Kalian temen gue, kok. Walaupun sekadar kenal di dunia maya. Makasih udah ikut bahagia. :)
Semoga secepatnya. Aamiinn.
Agung : Secepatnya! Aamiin. Gih, cari.
Si Haw ngasih kode kenceng ke Arman, tuh. XD
DeleteASTAGFIRULLOH INI PARA LELAKI DIATAS KENAPA MALAH JADI SALING NGODE YA ALLOH.
DeleteWAKAAKAKAKAK, INI KENAPA BLOG GUE JADI TEMPAT PARA LELAKI MEMADU KASIH? -__-
DeleteRespon pertama --> “Kamu nggak mandi, ya?”
ReplyDeleteParah parah parah :D
Oh iya, lo dapat Liebster Award (lagi) di blog gue ya :)
Emang parah dia. Jitak aja, Dar. :D
DeleteWaaaahhhh. Makasih. :)
Riiiim... Liat deh, ini si Yoga bilang apaan :D
DeleteHAHA.
Deleteah setan. main ke blognya adi, crita tentang pacarnya si makhluk astral. sekarang, main kesini gitu juga. lo pada kompakan ye, setan!!
ReplyDeleteyah, emang sejatinya lo manusia lemah, yog. nggak usah sok''an kuat. DASAR MANUSIA LEMAH, RAPUH!!!! BERUBAH GIH JADI MAKANAN GAJAH. suara lo lembut banget yak, hahaha. gue sedih plus bahagia deh, yog. pacar lo kuat aja lagi. smoga dia sadar kedepannya nanti. amin.
pdahal gue berharap, lo digigit beruang yog, klo ngebahas pacar''an gini
Hahahaha, sabar, Zi. :p Makanya cari cewek Mesir, gih. :)
DeleteTAEEEEEEE!!! Lu main ke sini mau menghina gue doang?
Lu nanti digigit onta!
Gue ikutan dong. TAEEEE LO ZI TAEEEE GUE DIKATAIN MAKHLUK ASTRAL. Sialan.
DeleteHahahaha, sabar, Mbak. XD
Deleteitu editan kan ya.. jago juga photoshop-nya Yog, cerita fiksinya juga keren.. :D hahah piss!
ReplyDeleteHahaha, iya. Jago gue, ya? Okeee. Ternyata lu sadar kalo semua ini hanya fiksi dan editan. :)
DeleteKomentarmya Firman dalem.
Delete:(
DeleteUhuuuuuy Lo Yog :D cikidaw cikidaw makcaw abis yang jadian :D LDR-an tapi bisa ketemuan, bangkai sekali dirimu Yog :D
ReplyDeleteLanggeng selalu yah :D
Huwehehe, begitulah, Feb. Habis terpisah jarak, lalu bertemu itu indah. :)
DeleteWouuuhhhhhh, makasih. :D
Lo juga, yaaa.
Ngakak parah wkwk cemen ih masa dibayarin cewek :p apa sengaja dilama lamain ngambil dompetnya biar dibayarin ._.
ReplyDeletePacarnya polos gitu ya haha. Mungkin kalo aku kejakarta juga bakal sepolos itu ._.
Paragraf diakhiran mantap sekali. Top deh!
Enggak. Kami berdua saling melengkapi, kok. Gue yang bawa makanan, dia yang bayar tiket masuk. Adil, kan? :)
DeleteHehe, bisa jadi. :p
Makasih atas pujiannya. :D
wahhhh Jadi ini blogger juga ceweknya ;)?? Makin banyak nih jadian lewat blog *SotoyAja;p
ReplyDeleteAku ampe sekarang, udah ampir 9 tahun di Jakarta belum pernah ke Ragunn Yog ;p..
Ah, kalo masalah bayar2in, dulu aku ama suami juga sering gantian.. Justru aku ga suka kalo dia terus2an bayar... Ga enaklah, kan masih pacaran, lagian dulu kerjaannya juga masih baru.. Tau diri aja gajinya berapa ;)
Hahaha, iya. :)
DeleteAh, cemen! Masa orang Jakarta belum pernah ke Ragunan. :p
Hmm, berarti kamu itu wanita yang baik dan pengertian, Mbak.
Gue juga kurang suka bayar-bayarin gitu. Kalo lagi ada uang ya bayarin, kalo lagi krisis nggak mau memaksakan. :)
hahaha dikatain "lemah" sama ceweknya sendiri hahaa
ReplyDelete:)
DeletePacar kamu emang polos apa pura-pura polos, yog? wkwkwk
ReplyDeleteKalian LDR? LDR Jakarta vs mana nih? tanya gue kepo :D
Hehehe. Tanya orangnya aja, Mbak. :)
DeleteIya, tadinya. Sekarang udah enggak.
Dia di Serang. :))
cieciee, yang pacaran, LDR juga :D
ReplyDeletelanggeng ya yog..
btw, itu pacar kamu polos amat yak, gemes sendiri baca postingannya :D wkakakaa
*semangat LDR !
Ciyeee.
DeleteTelat, Mbak. Ini tulisan udah lama. Gue mah udah single lagi sekarang. :D
—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.