Minggu, 4 Januari 2015.
Suatu hari di Minggu siang, Agus
dan Yoga sedang bermain PES 2013 di kamar Yoga. Tiba-tiba, Agus berkata, “Gue pengin ganti motor, deh.”
“Lah, kenapa?” tanya Yoga,
bingung.
“Gue nggak pede deketin Rani—cewek
yang Agus suka—tapi cuma naik motor Sepra X, Yog.”
Mereka berdua mengobrol, tetapi
matanya tetap fokus menatap layar laptop.
“Rani yang mana, sih? Emang dia
naksir sama cowok harus lihat dari motornya?” tanya Yoga.
Kemudian Agus bercerita tentang Rani, kalau cewek cantik yang sekarang satu kampus ini, dulunya adalah teman satu SMA Agus. Agus dan Rani juga sempat sekelas di kelas 12. Agus sudah mengagumi Rani dari kelas 11. Dan sampai sekarang, semester 4, Agus masih tetap mengaguminya. Agus sudah 3 tahun menjadi pemuja rahasia.
“Ya udah, coba besok lu tunjukin
gue orangnya yang mana. Jadi penasaran gue,” kata Yoga.
“PENASARAN-PENASARAN TAPI GOLIN.
KAMPRET!” keluh Agus.
***
Senin, 5 Januari 2015.
“Yang mana orangnya?” tanya Yoga,
penasaran.
Agus masih memerhatikan para
mahasiswi yang berlalu lalang. Ia pandangi satu-satu para cewek dari kejauhan.
“Lama, nih. Udah pulang kali dia.
Udahlah pulang aja, yuk!” ajak Yoga.
“Tar dulu apa. Katanya lu mau tau
si Rani,” kata Agus.
Dari kejauhan, Agus mengenali
sosok wanita yang dari tadi ia tunggu-tunggu itu.
“Noh, cewek yang make kaos item
polos, celana jeans biru,” kata Agus sambil menunjuk ke arah Rani.
“Selera lu tinggi juga,” kata Yoga. Yoga masih takjub melihat kecantikan Rani.
“Udah lihatin dianya, wey! Ayo,
sekarang pulang.”
“Kayaknya gue naksir dia juga
deh, Gus.” Kata itu refleks keluar begitu saja dari mulut si Yoga.
Ya, seperti itulah kecantikan
Rani. Cewek berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai lesung pipi, ditambah
dengan rambut yang hitam lurus. Tipe-tipe cewek idaman.
“Oh, jadi gitu? Katanya temen
gue, tapi cewek yang gue suka, mau lu ambil juga? Pulang naik angkot lu! Jangan
pernah nebeng gue lagi!” kata Agus, sewot.
“Yailah, bercanda. Gitu aje
ngambek.”
Kemudian Agus dan Yoga berjalan
menuju parkiran motor. Ketika di parkiran, Yoga memberitahu Agus sesuatu.
“Lihat Rani noh, Gus. Masa dia
pulang bareng cowok. Pacarnya jangan-jangan.”
“MANA?” tanya Agus begitu gelisah.
Ia melihat keadaan sekitar, mencari-cari Rani.
“Noh,” kata Yoga sambil menunjuk
ke arah Rani dan cowok itu. “Keren lagi cowoknya,” tambah Yoga.
“Iya, keren. Motornya juga,” kata
Agus, dengan suara yang begitu lemas.
Sebuah momen yang membuat hati
Agus tergores.
***
Kamis, 8 Januari 2015.
Agus dan Yoga sedang ada tugas
kelompok. Mereka berdua dan teman-teman yang lain berniat mengerjakan tugas di
rumah Yoga. Karena tugas tak kunjung selesai, dan hari sudah mulai malam, Agus—selaku
ketua kelompok—menyuruh anak-anak yang lain untuk pulang. Dan Agus yang akan
bertanggung jawab akan tugas itu. Ya, Agus pun akhirnya menginap di rumah Yoga.
Malam itu, Yoga hanya
tidur-tiduran sambil browsing, ia
tidak membantu Agus mengerjakan tugas. Namun,
tugas pun dapat selesai oleh kerja keras Agus yang memang fokus mengerjakan
tugas.
Karena kesal melihat Yoga yang
hanya santai-santai, Agus pun mengganggunya.
“Baca cerita porno lu, ya?” ledek
Agus.
“Porno palelu! Gue lagi baca
artikel, nih,” kata Yoga memperlihatkan layar laptopnya.
“Oh, kirain. Lagian dari tadi
anteng banget. Biasanya lu kan mesum!”
“Ngomong-ngomong, lu beneran mau
ganti motor?” tanya Yoga, mengalihkan tuduhan Agus yang nggak jelas.
“BENERAN!” kata Agus, antusias. “Gue
nggak mau kalah saingan sama cowok yang waktu itu nganterin Rani,” lanjutnya.
Kemudian Yoga menjelaskan tentang
website yang dari tadi ia baca.
“Nih, Cermati, sebuah perusahaan start-up yang
bergerak di bidang teknologi finansial. Cermati
memungkinkan setiap orang untuk mendapatkan kendali atas situasi finansial
mereka dan menghemat uang mereka, dengan membuat keputusan finansial yang
cermat.”
“Nggak ngerti gue, Yog,” kata Agus, polos.
“Lu mending baca sendiri dah!” kata Yoga, kesal. Yoga pun
memberikan laptop itu kepada Agus, bermaksud menyuruh membacanya.
Agus membuka halaman di bagian kredit motor.
Kredit Motor di Cermati |
Nah, Agus pun
bebas memilih merek motornya, Agus mencari-cari harga motor yang pas sesuai
budget. Hingga ia menentukan motor yang uang muka dan cicilannya sesuai dengan
penghasilannya. Iya, jadi selain menjadi mahasiswa, si Agus ini juga terkadang
bekerja sebagai pegawai lepas.
Di Cermati ini, kredit motor hanya dengan DP terendah dan bunga terendah. Kita hanya memilih motor yang diinginkan, dan menentukan leasing terbaik yang sudah direkomendasikan. Prosesnya begitu mudah dan cepat.
Selain kredit motor, situs web
ini juga menawarkan kredit mobil, kartu kredit, kredit tanpa agunan, kredit
multi guna yang biasa disingkat KMG, tabungan, maupun deposito.
***
Senin, 12 Januari 2015.
Agus sudah menggunakan motor
barunya untuk pergi ke kampus, tapi masih saja boncengin cowok. Siapa lagi
kalau bukan teman akrabnya, Yoga.
Ketika pulang kuliah, Agus dan
Yoga melihat Rani yang sedang duduk sendirian di kursi yang terdapat di lorong
kampus.
“Noh, Rani lu ajakin pulang
bareng, gih. Sesekali gapapa gue naik angkot. Demi kebahagiaan temen,” usul
Yoga.
“Gue masih nggak pede, Yog,” kata
Agus.
Yak, Agus tidak berubah juga. Ia tetaplah cowok cupu yang nggak berani
ngajak cewek pulang bareng. Meskipun motornya sudah berevolusi dari Sepra X
menjadi Henda Bit, tapi cemen tetaplah cemen.
Rani melambaikan tangan ke Agus,
mungkin maksudnya menyapa. Namun, Agus hanya membalas dengan senyuman dan
segera berlalu dari pandangan Rani.
“Bego, disapa bukannya samperin!”
omel Yoga.
“Udah-udah, ayo pulang aja
mendingan,” ajak Agus.
Sampai akhirnya, Agus melihat cowok
keren itu mengajak Rani pulang bareng. Tentunya, Rani tidak menolak dan segera dibonceng.
“Tuh, lihat, Rani pulang bareng
cowok itu lagi, kan.”
“Iya, gue nyesel dah,” kata Agus, tidak bersemangat.
“Besok, gue nggak mau tau. Lu
harus pulang bareng Rani. Percuma lu sering chat
sama dia, ngobrol langsung jarang. Hangout
bareng kagak pernah!” kata Yoga, yang tiba-tiba kesal sendiri. “CEMEN LU!”
***
Selasa, 13 Januari 2015.
“Tuh, dia sendirian lagi. Buruan
ajak pulang bareng. Mau alesan apa lagi lu?” tanya Yoga kepada Agus.
“Gue belum siap, Yog. Besok aja,
dah,” jawab Agus.
“Besok aja terus. Dari motor lu
masih butut, sampe sekarang udah keren, lu mah alesan mulu. SAMPE KAPAN? SAMPE UPIN-IPIN GONDRONG?!”
Agus hanya terdiam.
“Kalo lu nggak berani ngomong,
gue yang ngomong!” kata Yoga. Ia pun melangkah mendekati Rani.
“WEY, YOG! GILA LU! JANGAN NEKAT!”
teriak Agus.
Yoga pun to the point berkata kepada Rani. Setelah itu, Rani mengerti maksud
Yoga. Rani dan Yoga langsung berjalan menghampiri Agus yang duduk memerhatikan dari jauh.
Agus langsung keringet dingin
ketika Rani berjalan mendekatinya.
Semakin dekat, dekat, dan dekat.
Agus rasanya ingin kabur. Namun,
kakinya terlalu gemetaran untuk melangkah pergi.
“Lu beneran ngajak gue pulang
bareng, Gus?” tanya Rani.
“...” Agus bergeming.
“Gus?” panggil Rani.
“Hehe, iya,” jawab Agus, kikuk.
Yoga pun segera meninggalkan
mereka berdua. Yoga tahu tugasnya sudah selesai.
***
Akhirnya, Agus pun berhasil
mengajak Rani pulang bareng.
“Motor lu kenapa ganti?” tanya
Rani, membuka obrolan.
“I-iya, yang lama udah mau rusak
soalnya,” jawab Agus, bohong.
“Ohehehe.”
Setelah itu, terjadi hening yang
panjang. Agus hanya fokus melihat jalanan. Agus bingung harus mengobrol dengan
topik apa. Obrolan selama di chat
sepertinya membuat Agus kehabisan topik.
“Lu kenapa dari tadi diem aja sih,
Gus? Biasanya kalo di chat sering
nanya-nanya gitu.”
“Gue grogi boncengin cewek secantik
lu, Ran,” jawab Agus random.
Rani pun refleks tertawa. “HAHAHAHA.
KOCAK LU!”
“Hehehe.”
Agus pun diam-diam memandangi
wajah Rani dari spion.
Oh, senyuman Rani seperti madu. Batin Agus.
Setelah tawa Rani tadi, Agus
mencoba menjadi lebih cair. Dan tiba-tiba, Agus mengajak Rani untuk mampir ke
penjual es buah di pinggir jalan. “Panas-panas gini, beli es buah seger kali,
ya? Lu mau nggak?”
“Boleh-boleh,” kata Rani,
antusias.
***
Sambil menikmati es buah, Agus mulai membahas mengenai
masa-masa SMA ketika dulu sekelas bersama Rani. Agus juga mulai melucu seperti
di chatting.
“Ngomong-ngomong, cowok yang
biasa pulang bareng sama lu, itu pacar lu, Ran?” tanya Agus.
Mampus. Keceplosan gue, kata Agus dalam hati.
Rani menatap wajah Agus dengan
heran. “Pacar?” tanyanya. “HAHAHAHA.”
“Lah, kok lu malah ketawa?” tanya
Agus, bingung.
“Reza kan maksud lu?” tanya Rani.
Karena Agus nggak tahu namanya,
ia hanya mengangguk.
“Itu sepupu gue,” kata Rani.
ANJIR, JADI COWOK ITU BUKAN PACAR? ITU SEPUPUNYA? GUE CEMBURU SAMA SEPUPUNYA. HAHAHAHA. Hati
Agus berteriak penuh kemenangan.
“Jadi, lu jomlo?” tanya Agus.
“Kenapa? Salah? Emang orang
cantik nggak boleh jomlo?” Rani balik bertanya.
“Dih, pede banget ngaku-ngaku
cantik,” ledek Agus.
“Bukannya lu sendiri yang tadi
bilang di motor?” tanya Rani.
“HAHAHAHA.” Mereka berdua
tertawa.
***
Setelah kejadian itu, Agus dan
Rani jadi semakin dekat. Mereka berdua jadi sering pulang bareng. Yoga pun juga
sudah kredit motor sendiri, ia tidak lagi harus menebeng Agus.
Selama 2 minggu lebih Agus dan
Rani pulang bareng secara rutin, Agus pun berniat menembak Rani.
Hari Jumat itu, di akhir Januari,
Agus jujur atas perasaan selama ini yang ia pendam selama 3 tahun terhadap Rani.
Rani akhirnya juga jujur terhadap perasaannya. Kalau selama ini, ia tetap jomlo
hanya untuk Agus seorang. Ya, seperti itulah perasaan, kita nggak akan pernah tahu kalau kita hanya diam dan memendam rasa itu. Maka dari itu, ungkapkanlah. Semua hal itu hanya butuh komunikasi.
Singkat cerita, mereka berdua
jadian.
***
“Jadi, kamu rela kredit motor di
Cermati itu supaya nggak malu pas boncengin aku?” tanya Rani.
“Iya, habisnya aku malu cuma naik
motor butut,” jawab Agus.
“Kamu nggak perlu malu. Kamu itu
keren, Gus. Kamu udah bisa cari duit sendiri, kamu kerja sambil kuliah. Dari SMA,
aku kagum sama kesederhanaan kamu. Aku pengin sama-sama terus sama kamu. Meskipun waktu itu fana. Tapi kita abadi.”
“So sweet,” puji Agus. “Eh,
tapi itu kok mirip puisinya Sapardi Djoko Damono?”
“Hehehe.”
69 Comments
Hahaha.. kocak, Yog. akhirnya dibikin juga ini cermati.
ReplyDeleteDialog ini:
“Kenapa? Salah? Emang orang cantik nggak boleh jomlo?” Rani balik bertanya.
“Dih, pede banget ngaku-ngaku cantik,” ledek Agus.
“Bukannya lu sendiri yang tadi bilang di motor?” tanya Rani.
asli pengalaman, bukan?
*tips biar komentar panjang* *awas lu, Nggo nyamber lagi*
Kayanya asli pengalaman nih bang
Delete*pura-pura ga baca*
DeleteAsli atau fiksi itu tidak penting. Yang penting kalian suka cerita gue. :)
DeleteCiye, review, ciye. Tapi kebanyakan ceritanya, Yog. :(
ReplyDeleteDuh, imajinasi gue lagi liar. :(
DeleteWahahaha asem, ternyata buat review cermati gitu ya ._. gokil sih, seperti biasa si Yoga ini :D Menarik :D
ReplyDeleteAh, bisa aja. Btw, makasih ya, Feb. Hehehe. :)
Deletewaaah jadi pengen di bonceng Agus juga deh..:D
ReplyDeleteciee, review ciee
*uhukk
Asik yah mba dapet Job Review
Deleteiyaa..enak dapet job review. pengen ditraktir makan deh
Delete*kode
Dateng yuk mba kerumahnya Yoga, Kita minta traktir sama Yoga
Deleteayok mas. sambil bawa cangkul yaa
DeleteJangan bawa cangkul mba,.
DeleteSambil bawa Pacal masing-masing
*pamerin ke Yoga
bawa dua duanya aja mas, cangkul sama pacal masing2.
DeleteCangkul buat ngancam yoga kalo dia gak mau ntraktir, sedangkan pacar buat pamer2in ke gue.
hahahaaa
Haha bener juga mba,
Deleteekh dari pada cangkul mending bawa golok aja mba buat ngancam Yoga
Iya mas, bagus-bagus..
Deleteuhukk pengen jus alpukat.. *kode
Iya nih Jus alpukat pasti seger nih, apalagi ditmeni sama nasi goreng
Deleteiya mas
DeleteYOOG.. YOGGG INI KODE KERAS
Mana nih yang punya Blog? ga nongol"
DeleteMasa iya mau jdi trio sama Haw & Erdi :D
hahaa iya nih. gak jadi duo mas, tapi trio :D
DeleteYoga mah memang suka gitu, suka bangun siang. Pantes gebetannya di patok ayam.
Baru tau saya mba,. Pantesan aja gebetannya ditikung orang :D
DeleteUdah deh, kalian jadian aja :p
DeleteWah Renggo Cemburu nih
DeleteYA ALLAH, kalian berdua ini bikin keributan di mana-mana.
DeleteSalah jomlo apa? Masa orang ganteng nggak boleh jomlo, sih? :(
Ya Alloh, disini juga ada keributan rupanya xD
DeleteYawloh renggo, aku tuh masih 10 tahun. Belum boleh pacaran sama ortu. Mens aja belum.
DeleteHhahahaa.. kasian Yoga..
Semua ini dikarenakan Yoga, mbak Dara...
DeleteGara-gara Yogaa
Hajar yogaaa.. Hajaarrr !!
Ciyee~ Promosi, ciyee~
ReplyDeletePanjang banget ceritanyaa. >.<
Tapi tetep enak dibaca. Ngalir gitu aja, dan tiba-tiba ada iklan.
Asyik. \o/
Hehehe. :)) Makasih sudah baca sampai selesai.
DeleteDari judul juga udah ketahuan kalo ini iklan. :)
Agus sama Rani aja udah jadian,.
ReplyDeletemasa lo Masih Jomblo Yog?
mas, numpang ketawa bentar yak
DeleteHAHAHAHAHAHAAAHHAAAA :D
Silahkan mba mau,.
Deletetapi jangan keras" ntar yang punya marah :D
Dimana-mana ini berdua selalu bercinta, eeeh bercerita maksudnya ~
DeleteWah, Icha..
DeleteWah Icha kata"a -_-
DeleteBercinta itu di ranjang Cha *Oops
Blog ini kotor oleh komentar kalian. :(
DeleteTapi makasih udah ngeramein. :))
bercinta itu kayak mana yaa?
Deleteaku enggak ngerti. Masih 10 tahun sih
Ikutan ciee ah.. cie review cieee...
ReplyDeleteEnak dibaca Yog. Keren meski kek pengalaman sendiri.haha
Ciyeee.
DeleteWANJIR, ini ngapa pada ngira pengalaman, sih?
Ikutan ciye-ciyein ah. Ciyeeeeee ngereview Cermati. Jadi kapan nih ngereview gebetan, Yog? Eh. tapi tadi udah nyelip deh review-nya, review cewek idaman. Cewek berambut panjang hitam lurus. Kirain suka yang jilbaban aja~
ReplyDeleteEnak bisa kredit motor. Kredit maskawin bisa juga gak ya pake Cermati?
Gebetan lagi dibahas. Songong amat!
DeleteTapi tetap, gue lebih adem melihat yang jilbab. :))
Wakakaka. YEKALI!
Review-nya pake cerpen, keren lah.
ReplyDeleteEh, dapet berapa sih job review dari cermati ini? Bisikin dong..
Wakakaka. Sa ae Mas Renggo. :p
Delete*bisikin*
Jadi ini review yang demi sesuap nasi yog :D :p
ReplyDeleteBegitulah, Rin. :)
DeleteGue gak terlalu fokus ke review cermati, tapi fokus ke cerita cinta Agus dan Rani yang begitu romantisnya. Ya ampun akhirnya mereka jadian.
ReplyDeleteHehehe, makasih udah baca sampe habis, Bro. :D
DeleteIya, so swit. :)
Heehm jadi ini postingan berbayar ya yog?
ReplyDeletealhamdulilah ya yog :D
Hehehe. Alhamdulillah, Kak. :)
DeleteSi Agus kredit motor buat boncengin Rani. Kasian si Yoga ditelantarin temen sendiri. Haha
ReplyDeleteHahaha. :))
DeleteGILA NGAKAK BANGET SUMPAH YA AMPUN hahahahaha. Ah Bang Yoga mah gitu, nulisnya keren banget sih. x'D
ReplyDeleteDimana mana komentarnya ngakak mulu mbak,,
DeleteSophia: Hehehe. Makasih, yak. Tulisan lu juga keren. :)
DeleteAnonim : Gapapa, mungkin hobi dia ngakak. :)
Ciee ditelantari temen nya sendiri ciee wakkwka :v
ReplyDelete:))
DeleteMoga makin sering dapat job review yah, Yog :)
ReplyDeleteAamiin ya rabbal alamin. :)
Deletehebat nih selain menjadi mahasiswa agus juga ternyata bekerja sebagai pegawai lepas dan akhirnya bisa kredit motor + dapet pacar :D
ReplyDeleteHehehe, keren emang si Agus. :D
Deletehahaha agus abis2an rela ngeridit motor cuma demi rani seorang, emang bener ya kalo cowo udah suka sama cewe apa pun di korbanin, oh ya disini yang jadi makcomblangnya berarti yoga dong, soalnya kan yoga yang nyuruh agus buat boncengin rani :D
ReplyDeleteHahaha, itu cuma nama aja, Mbak. Udah lama nggak pake nama sendiri untuk cerita fiksi.
DeleteMungkin bisa dibilang begitu. :D
Pecahh! ceritanya hehe. bikin aku larut baca nya bang
ReplyDeletejadi motivasi juga biar kaya aguss
Makasih udah baca sampe habis. :D
DeleteHehehe.
Ini real nggak sih cerita Agus sama Raninya yog . . soalnya cerita agusnya mirip sama gue nih . . suka sama cewek lebih dari 3 tahun tapi nggak berani nembak, tapi endingnya gak sebahagia itu . . gue ditikung temen sendiri , . :'(
ReplyDeleteKayaknya gue emang harus kredit motor deh di cermati . .
Waparaahhhhh!
DeleteHmm, fiksi doang. :D
Wakaakaka, apa hubungannya?
kamu ikutan lombanya jg ya Yog? lg ada lombakan nulis ttg cara atur keuangan dgn cermati ini...
ReplyDeletetdnya aku mw ikutan...tp stlh ngeliat yg pd ikut, hahaha, ntr aja deh... pd keren2 semua :D
Waduh, gue nggak ikutan lombanya. Gue malah ikutan job review aja. :)
DeleteJadi ini tulisanku keren, Mbak? :p
—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.