“Dam, telepon
ibu atau ayah.”
“Nggak ada
pulsa gue, Mas,” ujar Sadam.
Ya, Allah.
Gue berusaha
mengeluarkan HP di kantung jaket dengan tangan yang masih gemetaran. Gue menelepon
ke nomor Bokap, tapi nggak ada jawaban. Lalu
ke nomor Nyokap, “Nomor yang Anda hubungi, tidak menjawab. Silahkan
tunggu beberapa saat lagi.”
Di saat kayak
gini, orangtua gue malah susah dihubungi. Gue udah kebingungan banget.
***
Semua berawal
dari cerita Kiki—sahabat gue—saat sebelum bulan Ramadan. Waktu itu, Kiki minta
tolong ke gue untuk nganterin dia ke rumah pacarnya.
“Lu yang bawa
motor nih,” kata Kiki terbatuk-batuk sambil menyerahkan kunci motor.
“Wahaha, cemen
banget lu. Baru begadang sekali aja sakit,” ledek gue.
“Yeh, songong
lu. Eh, tapi gue jadi takut dah, Yog.”
“Takut
kenapa?” tanya gue.
“Takut mati. Mana
dosa gue banyak banget.”
Gue tertawa
mendengar sahabat gue yang tiba-tiba menjadi cemen. Padahal, biasanya si Kiki
selalu santai dan tidak begitu memikirkan dosa.
“Serius nih
gue. Selama ini, salat gue bolong-bolong mulu. Udah gitu, gue tadi mimpi buruk. Gue beneran takut, Men. Gue nggak begitu inget mimpi gue apaan. Yang gue
inget jelas, tanggal 18 kejadiannya.”
“Yelah, mimpi
doang. Santai aja. Efek mau puasa kali lu jadi tobat. Ya udah, jangan ngomong
doang. Mulai dijalanin dong,” kata gue sok bijak.
***
18 Juni 2015
“Udah nggak
takut mati lagi lu?” tanya gue kepada Kiki.
“Hahahanjir,
segala diingetin.”
Namun, tidak
terjadi apa-apa di tanggal 18.
***
18 Juli 2015
Nyokap
mengajak kami sekeluarga pergi main sekalian silaturahmi ke rumah Bude—kakaknya
yang tinggal di Sawangan, Depok.
“Kenapa nggak
bilang dari kemarin kalo mau pergi?” tanya gue kepada Nyokap.
Nyokap melihat
gue dengan aneh. “Ya udah, kamu mau ikut nggak?”
Gue seperti
males-malesan untuk ikut. Rasanya pengin tetap tinggal di rumah.
“Buruan,
mumpung masih pagi,” kata Bokap. “Biar nggak macet.”
Kemudian Bokap
memanaskan motor. Ngomong-ngomong, motornya bukan dikata-katain. Apalagi
dipanggang pake oven dengan suhu 100 derajat Fahrenheit. Bukan. Maksudnya,
motornya dibiarkan dalam keadaan hidup, agar mesinnya panas. (bukannya motor
itu benda mati?) Ah, pokoknya gitu, deh.
Bokap
boncengan sama Nyokap, sedangkan gue sama adik gue, Sadam.
Karena sudah
tau jalan menuju rumahnya, gue pun jalan duluan. Di sebuah jalan daerah
Lebak Bulus arah ke Ciputat, gue bertanya kepada Sadam, “Lu bisa naik motor
nggak?”
“Bisa,” jawab
Sadam songong.
“Ya udah, lu
yang di depan nih.” Entah kenapa gue mendadak males mengendarai motor.
“Gue bisanya matic,” kata Sadam ngeles.
“HALAH! BILANG
AJA NGGAK BISA.”
“Hehehe.”
***
Pagi itu, suasana
jalan masih sepi kendaraan. Namun, suara klakson motor dan mobil yang membuat
jalanan terasa ramai.
Mentang-mentang masih pagi, pada ngebut dan buru-buru amat, batin gue.
Gue
mengendarai motor hanya dengan kecepatan 40-60 km/h. Gue nggak mau
kenceng-kenceng karena udaranya dingin banget. Udah pake jaket gini aja udaranya masih nembus ke badan. Di sebuah
jalan di kawasan Depok, gue menghindari galian Telkom—yang berbentuk kotak gitu untuk kabel optik. Gue pun mengambil jalan di sebelah kanan. Saat sedang berjalan dengan kecepatan sedang, tiba-tiba terdengar bunyi klakson
yang cukup mengagetkan gue.
TIN.
TIIN. TIIINNN.
Gue refleks
membanting setang ke kiri. Tiba-tiba ada jalanan yang tidak rata, motor gue pun
oleng. Gue berusaha mengerem, tetapi tidak seimbang dan malah terjatuh.
BRAAAAKKKK.
Pandangan gue
mulai gelap beberapa saat. Gue tidak begitu ingat, kejadiannya begitu cepat.
Entahlah, klakson yang tadi mengagetkan gue itu berasal dari motor atau mobil.
Kami berdua tergeletak di tepi kiri jalan yang agak ke tengah. Gue berusaha bangkit
dari motor, tetapi kaki kanan gue ketiban motor. Tangan kanan gue begitu lemas sehingga tidak dapat digerakkan untuk mengangkat motor itu. Gue melihat
beberapa motor yang melintas dan cuek saja sama keadaan gue.
Ya, tidak semua
orang peduli terhadap sesama. Begitu miris.
Akhirnya, ada
satu orang bapak-bapak yang memarkirkan motornya di pinggiran jalan. Ia
langsung mengangkat motor yang menimpa gue. Lalu, ada juga bapak-bapak lain—yang
kebetulan jalan kaki di sekitar tempat kejadian—ikut membantu gue berdiri dan
duduk di pinggiran jalan.
“Gapapa, Dek?”
tanya salah satu bapak itu.
Gapapa gimana, Pak? Kaki saya keseleo,
tangan kanan saya juga. Terus tangan, kaki, dan muka pada luka dan lecet-lecet
begini masih ditanya gapapa. Parah!
Gue hanya
bergeming menahan sakit.
“Kalo gapapa,
saya duluan ya, Dek.”
“Iya, makasih,
Pak,” kata gue.
Bapak yang
satunya bertanya-tanya kepada gue, “Emang kamu
dari mana? Mau ke mana? Semalam berbuat apa?”
Kemudian,
bapak itu menyuruh gue untuk menelepon keluarga atau kerabat gue. Lalu, pergi
begitu saja. Gue mulai menelepon orangtua gue. Karena tidak ada jawaban, gue
hanya duduk pasrah sambil melihat keadaan adik gue.
“Lu gapapa?”
tanya gue.
“Gapapa, kok,”
kata adik gue geleng-geleng sambil memegangi lututnya.
Yang mungkin
dalam hatinya menjawab, “Gapapa palelu! Dengkul gue sakit nih. Bego amat lu jadi kakak! Bikin gue
jatoh.”
Gue mulai berjalan ke arah motor sambil
terpincang-pincang. Gue mencoba melihat keadaan motor, ternyata setangnya bengkok.
Namun, motor masih bisa dinyalakan. Gue pun nekat mengemudikan motor itu lagi.
Tentunya dengan kecepatan yang sangat pelan. Saking pelannya, kalo balapan sama
keong, pasti yang menang si keong. Oke, ini berlebihan.
Kampretnya, di
tengah jalan gue baru sadar kalau rumah Bude gue sudah pindah. Mampus. Gue harus ke mana, nih?
Tidak lama setelah itu, Bokap menelepon ke HP Sadam. Gue tidak begitu mendengarkan obrolan mereka. Gue fokus melihat jalanan, takut terjatuh lagi. Setelah telepon berakhir, gue bertanya ke Sadam, “Di mana rumahnya? Kita mau dijemput nggak?”
Tidak lama setelah itu, Bokap menelepon ke HP Sadam. Gue tidak begitu mendengarkan obrolan mereka. Gue fokus melihat jalanan, takut terjatuh lagi. Setelah telepon berakhir, gue bertanya ke Sadam, “Di mana rumahnya? Kita mau dijemput nggak?”
“Nggak tau,” jawabnya.
Astagfirullah.
Gue masih
tetap nekat mengendarai motor tanpa tahu arah tujuan yang jelas.
***
Gue melihat
Nyokap berdiri di depan sebuah gapura di pinggiran jalan. Gue langsung
memberhentikan motor. Di saat itu juga, tangan kanan gue nggak bisa digerakkan,
rasanya begitu kaku. Begitu sampai
di rumah Bude, gue langsung disambut dengan pertanyaan-pertanyaan.
“Ya, Allah,
kok bisa jatuh, Yog? Jatuh di mana? Semalam berbuat apa?”
“SI AYAH,
ANAKNYA JATUH BUKANNYA DIJEMPUT!” omel Nyokap kepada Bokap.
“Lah, katanya
nggak apa-apa,” jawab Bokap.
“Apaan, pas
Sadam bilang, ‘Yah, Mas Yoga jatoh nih.’ Eh, Ayah cuma 'hah-hah' doang,” celetuk
Sadam.
Gue kadang
nggak ngerti sama Bokap. Meskipun di rumah gue sering bercanda, tapi pas
kecelakaan kayak gini ya gue kagak pernah bercanda. Kacau. Gue cuma
takut, suatu hari Bokap dapet telepon dari rumah sakit. Eh, Bokap malah
merespons, “Rumah sakit mana? Rumah Sakit Jiwa? Hahaha, gak papa. Rawat aja anak
saya, Dok. Dia emang udah gila.”
Gue
meringis-ringis sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan Bude dan
sepupu gue.
Saking lelahnya
menjelaskan kecelakaan itu, gue langsung bilang, “Duh, ada tukang urut yang
buka nggak? Tangan kanan Yoga nggak bisa digerakin nih. Sakit banget.”
Salah satu
sepupu gue pun mengecek rumah tukang urut yang mungkin buka praktek. Sambil
menunggu kabar dari sepupu, gue membuka HP, dan melihat tanggal "18 Juli 2015". Tiba-tiba
gue teringat sama ketakutan Kiki waktu itu.
Ya Allah, jangan-jangan mimpi buruk si Kiki
itu firasat dia buat gue. Terus tadi pagi feeling gue nggak enak ternyata
kejadian begini.
Gue mengirim
teks di Line kepada Kiki, “Gue nanti nggak jadi ikut ke Puncak.”
Yang langsung dibalas sama dia, kenapa dan apa alasan gue nggak ikut. Gue mulai menjelaskan dan menceritakan tragedi yang terjadi sekitar pukul 6 di Depok, gue juga mengingatkan dia tentang angka 18 itu.
Kini, giliran dia yang menakut-nakuti gue. Gue bener-bener takut, gue nggak siap sama apa yang bakalan terjadi nanti. Gue langsung mengabari beberapa teman dekat untuk meminta maaf kepada mereka. Gue juga meminta maaf di grup WA yang terlalu sering bercanda kelewatan. Yak, setidaknya gue masih sempet minta maaf jika nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan. Gue bener-bener minta maaf secara tulus. Setelah selesai menceritakan kejadian tadi ke Kiki dan minta maaf ke temen-temen, tak lama setelah itu sepupu gue memberi kabar baik dan langsung mengantarkan gue ke tukang urut.
***
Tukang urut
mulai membaluri tubuh gue dengan minyak. Awalnya bagian badan, lalu mulai ke
bagian-bagian yang keseleo seperti tangan dan kaki.
Saat mengurut tangan kanan gue, Bude bertanya ke tukang urut, “Bu, tulangnya
nggak ada yang patah kan?”
Gue yang
mendengar kalimat itu, mendadak pengin nangis.
“Nggak, kok.”
“Tulangnya ada
yang retak?”
Tukang urutnya
malah terdiam dan terus mengurut tangan gue.
Mampus gue.
Bu, segera jawab, Bu. Gue takut.
Ya, Allah.
“Nggak, cuma
keseleo aja.”
Fyiuuuhhh.
Syurkurlah. Alhamdulillah, akhirnya
gue bisa bernafas dengan lega.
Singkat
cerita, gue sudah selesai urut. Namun, besoknya gue harus urut lagi. Orang-orang
mah liburan Lebaran pada jalan-jalan, gue malah ke tukang urut. Ada-ada aja
kan.
Karena tangan
kanan yang keseleo, gue berlatih untuk membuat tangan kiri gue menjadi aktif.
Ngetik dan megang hape pake tangan kiri, minum pake tangan kiri, cebok juga
pake tangan kiri.
Udah dulu, ya.
Sakit nih tangan gue buat ngetik. Jadi untuk sementara waktu, kayaknya mau
istirahat nge-blog dulu deh. (sampai sembuh)
Gue taroh
gambar luka-lukanya di sini, ah. Itung-itung buat kenangan gue juga.
Kiri: Luka dengkul dan siku sebelah kanan Kanan: Kedua tangan |
dagu gue nggak mulus lagi |
karena belum ada bengkel yang buka, masih begini deh |
Pesan moral dari tulisan ini:
Jangan ngebut-ngebut di jalanan. Yang udah hati-hati aja bisa kecelakaan,
apalagi yang nggak hati-hati. Jaga keselamatan kalian, ya! Jangan bercandain
temen yang kecelakaan motor dengan pertanyaan “Tapi motornya gak apa apa, kan?” Lu
belum pernah disuruh minum air aki, ya?
Satu lagi, jangan meremehkan sebuah firasat.
Oiya, minta
doanya ya temen-temen. Tolong doain gue biar cepet sembuh, biar bisa
ngetik-ngetik lagi. Dan semoga gue nggak trauma untuk naik motor. Aamiin.
Ngomong-ngomong, selamat Lebaran. Mohon maaf lahir dan batin, ya. Maaf banget udah sering bikin
tulisan atau curhatan yang nggak jelas, maaf kalo tulisan gue garing dan nggak lucu, dan maaf
juga udah komentar ngaco di blog kalian.
74 Comments
Meringis sendiri lihat lukanya. Kayaknya pedih banget. Nggg... Jadi takut bawa motor. Naik motor, kalo belum pernah jatuh, belum afdol kayaknya, ya.. -_-"
ReplyDeleteSemoga cepet sembuh. Bimsalabim abrakadabra! Aamiin.
Hahaha, lebih sakit yang keseleo. Kalo luka nggak begitu. :)
DeleteAamiin. Makasih!
Tetap besyukur, ya, Yog.
ReplyDeleteBerkat kecelakaan jadi tambah bahan tulisan lagi.
Sakit itu salah satu cara penggugur dosa.
Selamat lebaran juga.
Nggak gitu juga, sih. :))
DeleteSip. Semoga dosa-dosa gue berguguran seperti daun jati yang meranggas~
semoga cepet sembuh bro dan jangan ngebut lg
ReplyDeleteHitung-hitung hadiah di hari lebaran supaya selalu inget sama Allah. Ehh.
ReplyDeleteMoga cpt sembuh kak Yoga dan motor'a :-D
Hehehe. :)
DeleteThanks!
18 Juli ya? Ih, aku rasa dikira teh udah lama. Ternyata baruan. Kemarinnya malah deket rumahku ada yang kecelakaan. Jidat anaknya sobek, alis samping ibunya sobek. Duh, ngeri ah lebaran teh nya... :(
ReplyDeleteMakanya, kalo ngendarain harus niat. Kalo kata papaku sih jangan lemes dan ngantuk juga.
Cepet sembuh, kak Yoga! Biar bisa mengerjakan aktifitas dengan normal lagi. Btw, itu sedih banget kecelakaan dianggap bercanda. :'
Duh, parah amat tetanggamu, Ris :(
DeleteGws juga untuk anak dan ibu itu ya. Aamiin. :))
Mungkin Bokap gue lelah. :')
Aamiin. Makasih! :D
Ya Allah :'(
ReplyDeleteHuhuuuu ujian, Yog. Kalo lo bisa lewatin ujian ini berarti lo naik level... Insya Allah.
Cepet sembuh, ya! :)
Udah kayak game aja ya, Bil. Hehehe.
DeleteAamiin. Terima kasih. :D
Cepet sembuh Yoga, biar petakilan lagi~
ReplyDeletemohon maaf lahir dan batin juga ya kalo ada comment yang menyakitkan hati Yoga~
Hahaha, petakilan. Bahasa lu!
Deletesyafakallah ya masyog. Semoga imannya makin naik :)
ReplyDeleteAamiin ya Rabb. Makasih, yaa. Semoga. :D
Deletegws masyog, ambil hikmahnya aja mas.
ReplyDeletelukanya ngeri kayak diparut.. aspal.. salam buat motor?!
(Diparut aspal)
DeleteSalam balik katanya!
Cepat sembuh yaa yog
ReplyDeleteLain kali hati-hati yaaa jangan mikirin mantan trus hehe
mohon maaf lahir batin yaa
Nggak ada korelasinya sama mantan, Bang. :)
DeleteYooo, makasih. Mohon maaf lahir dan batin juga.
GWS Yog, jadiin pelajaran juga tuh ama ambil hikmahnya
ReplyDeleteTp katanya sih jangan jadi anak motor kalo belum pernah ngerasain jatuh.
Aamiin. Makasih. :D
DeleteGue udah jatuh berapa kali, ya? Gue aja lupa, Jeh. Hahaha.
gws broh. kayak finlas destination nggak sih ini..... kalau biasanya film2 horror itu friday the 13 ini malah friday the 18. gue udah kasian sama lo dari awal baca sebenernya. dari awal aja lo udah disuruh nganterin pacar orang lain ke rumah pacarnya. diakhir postingan, lu kecelakaan. sungguh harus diberi gws.
ReplyDeleteHuwahahaha. Btw, tanggal 18 itu Sabtu, Jev. :)
DeleteWaaaah, iya. Suruh nganterin temen ke pacar itu kasihan juga ya. Thank you!
Waduh semoga lekas sembuh aja ya.. Anak laki pasti kuat.. Yoga pasti kuat.. :)
ReplyDeleteYoi, gue kuat banget ini. Apalagi udah minum obat kuat. *lah?
DeleteYa ampun, semoga lekas sembuh ya, jangan ngelamun kalo bawa motor :D
ReplyDeleteberasa dejavu, pasti temen lo tumben2-an cerita mimpi.
ReplyDeletegw doain aspalnya cepet jadi mulus, biar gak ada yg jatoh lagi.
Semoga pemerintah setempat segera membenarkan jalanan yang tidak rata itu. Aamiin. :)
Deletesemoga lekas sembuh ya kawan cuma luka ringan :)
ReplyDelete:))
Deletesemoga cepet sembuh yog .. itu motor parah banget lukanya :D
ReplyDeleteminal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir batin ...
Aamiin. Makasih Mbak Ipah. :D
DeleteYa, sama-sama. Mohon maaf juga.
Sakitan mana yog, di putusin sama pacar atau jatuh dari motor?
ReplyDeleteBtw ada yang baru nih dari blog ini, tampilannya, warna blognya dll.
Minal aidzin walfa idzin mohon maaf lahir dan batin yogasss :)) cepet sembuh yak luka hatinya *eh luka di badannya
Gue lupa rasanya diputusin. Seringan mutusin. Oke, ini songong.
DeleteAamiin. Makasih Wida! :)
Kalau sama cewek yang kemarin yang waktu itu di ajak main ke kebun binatang, putus atau di putusin? :D
DeleteMasih aja dibahas. Mutusin. :))))
DeleteMasya Allah itu luka udah kayak tatto gitu, Yog. Aspalnya bego sih ya. Udah tau lo mau jatoh masih aja kerasan. #LahEmangGitu
ReplyDeleteAnjir gue baru sadar dari awal baca komuk gue serius banget. Cepet sembuh yaa Yoga! Minal aidin jugaa. Iya, iya, lo udah gue maafin kok. Asal ada nastar setoples.
Seharusnya pas gue jatuh ada yang naruh kasur di jalanan. Kan jadinya kagak luka-luka. Haha.
DeleteAamiin. Terima kasih, Dev. :))
Nastar udah habis sama gue. Adanya Nassar mau?
wah iya. gua juga baru sadar. bagus banget gaya berceritanya, gua jadi bisa ngebayangin. apa pas jatuh dan dengkul lo luka, imajinasi lo makin keren? entahlah
DeleteAh, si Arman bisa aja nih. Gue cuma curhat juga. :))
DeleteKok itu yamg distabiloin kuning nyebelin ya kata-katanya. . . Ahgahhahakk. . Get well super jet soon :). Mengingat mati iti baik kok. Setidaknya ada alasan untuk kita memperbaiki diri. Bersiap diri buat lebih baik. :) ciyeee yang dosanya lagi dikurangin :)
ReplyDeleteMasya Allah komennya. :))
DeleteYa ampun Yog, gue ngilu kalo liat luka-luka gitu. :( Kirain firasat kiki itu cuma hal sepele, ternyata bener2 kejadian ya. kejadiannya malah di elu.
ReplyDeleteTangan lo udh kyky gitu, masih aja bisa nge post tulisan ini. Ajaib dah !
Cepet sembuh Mblo, eeh maksudnya Yog. Lo sih, naik motor sambil jejingkrakan kyk cabe2an. Jadi gitu kan,
-__-
Mohon maaf lahir batin Yog :) Di tunggu kue nastar nya. Oke sip!
Itu ngetiknya pelan-pelan. Saking pelannya udah kayak jaringan internet di pelosok.
DeleteHehe, makasih Wulan. Aamiin. :)
Cabe-cabean yang jejingkrakan kayak gue!
Hahaa.. parah :D
DeleteIyaa yog, sama-sama.
Iya, lu cabe-cabean bisa, terong-terongan juga bisa. Keren!
Nggak apa-apa, Yog, yang penting masih bisa ngeblog :)
ReplyDeletebang semoga enggak phobia sama angka 18 ya....
ReplyDeleteSehat selalu
waduh lu yang pelan aja parah gimana gue bang.. gue takut nacablog lu jadinya
BTW katanya sakit tapi kok ketekikan nya masih tetep panjang ya. Jangan2 kalo udah enggak sakit bakalan lebih panjang lagi :)
Hahahaha, kagak. :D
DeleteAamiin. Makasih. :D
Udah kebiasaan nulis jadi gitu deh, panjang mulu. :))
Cepet sembuh Yoga. Saya juga pernah ramadhan 4 taun lalu kecelakaan gitu, luka2 kaya kamu ditambah gigi patah 3 biji, sedih banget :(
ReplyDeleteGigi patah? Ngeri amat. -___-
DeleteMakasih, Kak! Aamiin. :)
cepet sembuh yog penyakitnya ya , amieen
ReplyDeletesetiap luka punya cerita *cowo u mild hehe
selamat lebaran juga ya , maafin gua juga kalo punya salah :)
Aamiin.
DeleteTapi gue kagak ngerokok. :(
Semoga cepat sembuh ya, Yoga :')
ReplyDeleteMakasih Intan. :)
DeleteMohon maaf lahir dan batin jg ya, kak! :)
ReplyDeleteYahh, kasian banget, yg lain lebaran pda jalan2 ke mana.. Ini malah jalan2nya ke tukang urut :( btw, mampir ke tukang urut disuguhin nastar gak tuh? #halah
Bisa gtu ya? Temennya yg mimpi buruk, malah kak Yoga nya yg kena musibah.__.
Makanya, jgn keseringan becanda kak, jdnya pas kecelakaan disangka nya becanda jg, kan sedih:( bhahaha..
Itu luka2 yg difoto cantik bgt ya? Kalo luka yg ada dihati gimana tuh kak?:(
Quotenya boleh juga tuh! Ngena banget! :')
Ohya, Semoga cepet sembuh yaa! Smga bsa mnikmati lebarannya lagi.. Dan bsa ngeblog lg.. Hehe :D
Yo, sama-sama. :)
DeleteDisuguhin minyak, Lu. Disuruh minum aja minyaknya biar cepet sembuh. :(
Ah, luka di hati. Sudahlah jangan dibahas. Hahaha.
Aamiin. Terima kasih! :D
wah wah. cepat sembuh Yog. serem juga ya lukanya.
ReplyDeletetapi, lo dapat thr gede gak gegara kejadian ini? itu tukang urutnya gak sekalian benerin apaaaa gitu selain tangan? hahaha
Makasih!
DeleteHahaha. Benerin apaan? :(
Terimakasih yog,,
ReplyDeletebisa jadi pelajaran berharga banget buat ane ,,
Hbd bangyog. Eh, maksudnya cepat sembuh bangyog. Kunjungan perdana nih. Salam kenal ya. Kunjungi juga dilasindy.blogspot.com
ReplyDeletePantesan kemarin nanya2 adsense, buat benerin motor, ya? Haha *dikeplak*
ReplyDeleteCepet sembuh deh, Yog (apa malah udah sembuh?)
Btw, kalo di jalan raya gue sering ga konsen. Di perempatan sering keterusan. Padahal harusnya belok kanan/kiri. Parah ye :|
YOGAAAAAAAAAAAAAA!!! Mangap ya, Yog, baru bisa main kesini. Aku baru sembuh, Yog. Yah walaupun masih meringkuk di ranjang RS sih. Ditambah juga baru kerajinan nyobain browser lain di hape yang bisa dipake buat komen. Ini juga baru ngerasa enak mantengin hape lama lama. Doain ya, Yog. Mudahan besok aku udah bisa pulang. *ini komen apa curhat sih, pake minta didoain segala*
ReplyDeleteAku jadi pangling sama 'rumah' kamu yang sekarang. Makin betah buat main mainnya :))
Ngg.... kecelakaan. Untung gak bikin anak perawan orang kecelakaan. Eh, maaf. Lanjut, kecelakaan kamu rada mirip sama kecelakaanku waktu aku kelas 3 SMK. Waktu itu kami sekeluarga (tapi tanpa Mamaku) mau pergi ke waterpark di daerah yang cukup jauh dan ngelewatin gunung gunung gitu. Aku boncengan sama keponakanku, Yoanda. Pas di turunan gunung, sempat padat dan ada mobil yang hampir nyerempet aku. Pas menghindar dari serempetan eh ada lobang besar di sisi kiri. Walhasil aku dan Yoanda langsung jatoh. Sama kayak kamu, Yog. Aku juga ketindih motor sendiri. What the fuck lah. Orang-orang pada gak peduli juga. Gak lama Yoanda ngehampiri aku sambil ngusap punggungnya yang luka cukup parah. Ternyata dia jatoh sampe terseret ke belakang. Aku lupa waktu itu gimana bisa itu motor gak nindihin badanku lagi dan aku bisa bangun, kalau gak salah kakak iparku alias bapaknya Yoanda datang sambil marah marahin aku. Aku pun dibonceng sama bapaknya Yoanda. Kalau Yoanda gak tau sama siapa aku lupa.
Aku luka di bagian lutut sama mata kaki. Masih gapapa dibandingin lukanya Yoanda. Aku pikir aku bakal diem aja duduk sementara yang lain pada asik main air, tapi ternyata aku sama Yoanda paling lama main airnya. Gak peduli deh sama pedih dan nyerinya. HAHAHA.
Itu dagu kamu mirip sama dagunya Joseph Gordon-Levitt di film Don Jon. Eh, dia bukan lecetan korengan, dia brewokan. Gak jadi mirip. Maaf, Yog :(
Icha komennya panjang amat. :)
DeleteHahaha, iya habis direnovasi nih blog. Biar pembaca makin betah. :D
Astagfirullah, nggaklah. Jangan sampe merusak anak orang.
Ya Allah, luka gitu masih berani main air? Gileeeee. Kesenangan melupakan rasa sakit. Hihihi.
Btw, Yoanda siapanya Yolanda di lagu Kangen Band?
Habis dipuji langsung dijatuhkan lagi. Sakit weeyyyy.
udah lama ga maen kesini, dan langsung baca postingan ini :'( pedih yog bacanya.
ReplyDeleteAku paling ga tega kalau liat kecelakaan yang kaya gitu yog. ngeri juga sama luka-lukanya :'(
Tapi yang paling pedih mah ga ada orang (yang lewat) yang bener-bener peduli pas kamu kecelakaan di TKP nya. sedih bacanya. udah secuek itu kah orang-orang zaman sekarang?
Cepet sembuh ya yog. Semoga bisa diambil hikmahnya. :'(
Alhamdulillah udah sehat kok, Kak. :))
DeleteTapi akhirnya ada yang nolongin, tandanya masih ada yang peduli. Ya, mungkin yang lewat-lewat itu lagi buru-buru. Positif thinking aja. :D
Yoi, selalu ada hikmah di setiap kejadian. :)
Jadi luka yg ngak terlihat itu apa ??? hati yg tetep jomblo hahahaha
ReplyDeleteSumpah kocok liat bokap respon nya cuman ngaka :Hahaha doang :-)
Semoga abis jadi dan terluka, hati mu ngak jomblo lagi yaaaa
Aamiin, Mas. :)
DeleteYogaaaaaa :' cepeeeet sembuh ini ya ampun :'
ReplyDeleteFirasat gitu banget ya, kadang bisa 'pas' gitu, tapi kita juga nggak bisa menerka-nerka juga sih :'
Ah, lo sakit gini, masih bisa ngeblog, keren :' hebat yog :'
Aamiin. Udah sembuh, nih. Gitu deh firasat.
DeleteLu juga keren kok, Feb. Mau UAS aja sempet-sempetin nulis. :D
Jatoh pas lagi naek motor itu jatuh paling horror didunia selain jatuh cinta pada orang yang salah :''))) *eh
ReplyDeleteParah juga ya masa ada yang jatoh pada sabodo amat gitu lewat lewat aja. Untung masih ada orang berhati mulia :'3
Kadang agak heran juga sih sama pertanyaan ' kamu gapapa? ' yang suka otomatis terucap untuk orang yang lagi kena musibah. Iya kalo musibahnya cuma ilang pulpen. Lah musibah jatoh kek gini masih aja nanya 'kamu gapapa?' :3
Btw udah sembuh kan? Yaudah doanya, semoga bekas lukanya ilang yaaa \m/
Ciyee dalem amat itu jatuh cinta sama orang yang salah. :p
DeleteYang penting masih ada orang baik di dunia ini. :))
Thanks! :D
waduh ngeliat luka2nya serem yog.. parah itu mah.. stang aja bisa ampe bengkok bgt gitu.. skr udh gmn?
ReplyDeleteSekarang udah sehat. Alhamdulillah. :D
DeleteYaampun motor kayak gitu masih lo bawa jalan yog ?
ReplyDeleteAmazing.
wkwkwk kadang lucu ya reflek orang tuh nanya "Kamu gapapa ?" padahal ya jelas jelas sakit orang jatuh. Yakalo jatuh cinta, indah. *eaaa
—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.