Kemarin itu katanya Hari Guru.
Bener emang, ya?
Anjir. Udah lama nggak sekolah,
gue jadi nggak inget tanggal gini. Biasanya kalo di sekolah, kan, ada upacara
gitu. Kemudian setelah upacara nggak perlu belajar. Nah, ini favorit banget
buat para siswa-siswi. Biasanya sekolah juga mengadakan perlombaan atau
olahraga: guru melawan murid-murid.
Pokoknya di Hari Guru ini,
sekolah membebaskan para siswanya untuk melakukan apa saja: murid boleh mainan
hape di kelas; murid boleh ngobrol dan ketawa kenceng-kenceng; murid boleh jadi
guru.
Oke, yang terakhir kayaknya nggak
mungkin.
Karena sudah lama lulus sekolah,
gue cuma bisa memeriahkan Hari Guru ini di Twitter dan blog. Namun, kemarin gue
nggak sempet nulis apa-apa di blog. Di Twitter juga twit gue nggak jelas. Huft.
Barangkali ada yang mau follow, @ketikyoga
***
Ngomong-ngomong soal Hari Guru,
gue jadi kangen sama guru-guru yang pernah mengajar dari SD-SMK.
Dari sekian banyak guru yang
pernah ngajarin gue, lalu gue teringat suatu memori di masa SMP.
Gue mengikuti pendalaman materi
(PM) saat kelas 9 menjelang Ujian Nasional. FYI, PM itu seperti jam pelajaran
tambahan di luar jam sekolah. Biasanya 1-2 jam setelah pulang sekolah (just in case ada yang belum tahu).
Siang itu, jadwalnya Bahasa
Indonesia. Satu-satunya pelajaran di antara 4 mata pelajaran UN yang paling gue
bisa. Ya, Bahasa Indonesia setidaknya lebih mendingan daripada Bahasa Inggris,
Matematika, dan IPA. Saat pendalaman materi, gue berusaha serius mungkin.
Tiba-tiba Bu Devi—guru Bahasa
Indonesia—memanggil gue yang duduk di paling belakang, “Yogaaaa”.
Gue kaget.
Beberapa teman yang lain pun
menengok ke arah gue.
“Ya, Bu?” kata gue sambil
berdiri.
“Nanti sehabis PM, mampir ke meja
ibu di ruang guru, ya. Ada yang mau ibu sampaikan,” kata Bu Devi melanjutkan.
Gue salah apa, ya?
“Hayolo, Yog!” kata Agus
menakut-nakuti gue.
MAMPUS GUE!
Gue tidak fokus mengikuti PM.
Sumpah, langsung deg-degan gitu.
***
Begitu PM usai, gue segera menuju
ruang guru, tepatnya meja Bu Devi.
“Permisi, Bu,” kata gue.
“Ya, silakan duduk.”
“Ada apa, ya?” tanya gue
kebingungan.
“Jadi gini...”
Gue panik.
Ya Allah, ini gue bikin masalah apa coba?
“...hmm langsung aja ya,” Bu Devi
mencoba melanjutkan. Suasana semakin tegang.
“Kamu kalo belajar Bahasa Indonesia,
Ibu perhatiin serius amat deh.”
Gue yang tadinya panik malah
bingung.
“Maksudnya gimana, Bu?” tanya gue
sambil mencoba memahami kalimat Bu Devi.
“Iya. Tadi selama PM, Ibu lihat
kamu serius baca soal-soal latihannya. Biasanya yang duduk paling belakang,
kan, suka bercanda. Kamu malang anteng dan diem gitu. Serius banget kayaknya.”
Gue tersenyum.
Bu Devi nggak tahu aja kalo
sebenernya gue tuh serius karena lagi nonton film porno. Muka serius sama muka
sange emang beda tipis ternyata.
Enggak deng. Sorry-sorry, bercanda doang itu sumpah, kok. SMP gue tidak senakal itu.
“Soalnya saya suka baca cerita
gitu, Bu. Nah, Bahasa Indonesia, kan, sering ada cerita-ceritanya. Misal
soalnya tentang kalimat atau gagasan utama, biasanya ada 1-2 paragraf cerita.
Saya kalo lagi baca, ya kudu serius,” jelas gue.
“Oh, begitu,” kata Bu Devi sambil
tersenyum bangga. “Jarang, loh, orang yang suka baca gitu. Ibu rasa kamu punya
potensi di situ. Kembangin terus, ya.”
***
Sebuah kejadian di masa SMP itu
lalu mengingatkan gue akan hobi gue saat ini: menulis dan ngeblog.
Gue awalnya nggak pernah nyangka
kalau saat ini gue bisa menyukai dunia tulis-menulis. Meskipun sampai sekarang
belum berhasil menerbitkan buku. Mungkin memang belum saatnya.
Lagian menurut gue, penulis itu bukan orang yang berhasil menerbitkan buku. Banyak buktinya yang cuma nerbitin satu buku, lalu menghilang dari dunia penulisan. Ya, dia lenyap dan nggak pernah nerbitin atau ngeblog lagi. Tapi penulis itu ialah orang yang selalu menulis, meskipun hanya sedikit pembaca. –Yoga, Blogger 20 tahun yang belum mampu menulis novel.
Zaman SMK, gue masuk jurusan
Pemasaran. Padahal begitu lulus SMP, gue pengin masuk jurusan Bahasa Indonesia.
Sayangnya, nggak banyak SMA yang memiliki jurusan tersebut. Biasanya hanya IPA
dan IPS.
Di SMK, gue memang suka bikin
coret-coretan tulisan atau sekadar curhatan nggak penting di belakang buku. Hm,
tapi itu iseng-iseng aja. Gue lebih suka main Online Games di warnet, terutama
DotA.
Sampai pada kelas 11, gue mulai
iseng nonton Youtube dan mengenal sosok Raditya Dika lewat stand up comedy. Di
salah satu stand up-nya, dia bilang kalau dirinya seorang penulis. Gue pun
iseng cari tahu soal bukunya.
Saat itu, dia baru saja
menerbitkan novel Manusia Setengah Salmon. Sejak itu pula, entah kenapa gue
mulai meninggalkan warnet. Gue kemudian iseng main-main ke Gramedia dan membeli
novel Radith. Yap, itulah novel pertama Radith yang gue baca. Novel pertama
sampai kelima malah gue baca belakangan.
Kalau dipikir-pikir, selama ini
uang gue habis tak berguna hanya untuk permainan virtual. Kenapa nggak dari
dulu gue beli dan baca buku?
Namun, kalau dipikirkan
baik-baik, seandainya saja gue tidak rajin main warnet, mungkin gue akan lebih
telat mengenal Radith dan menyukai baca novel. Novel itu kemudian membuat gue
menjadi suka baca lagi. Gue juga mulai baca blog-nya. Lalu, beberapa blog
lainnya: Alitt, Bena, de el el.
Rasanya seru banget. Membaca
pengalaman orang, lalu gue menertawai kisahnya.
Gue juga pengin kayak gini! Jeritan dari hati gue yang terdalam.
Kampretnya, gue cemen soal teknologi.
Selama ini main warnet cuma ngerti email, Facebook, Twitter, dan main games.
Gue sama sekali nggak ngerti
tentang blog.
Lalu, rasa ingin di hati gue
perlahan meredup. Gue menjalani kegiatan seperti biasanya. Tidak pernah
terpikir lagi untuk menulis ataupun bikin blog.
Sampai akhirnya gue membuka
buku-buku catatan—yang banyak coretan dan curhatan gue. Kemudian gue berpikiran
untuk menulis di media yang lain: sebuah aplikasi notes di HP.
Gue cerita banyak hal di notes, di antaranya: tentang hubungan gue sama pacar, tentang kejadian konyol di
kelas, ataupun nasib sial gue.
Sampai lulus sekolah dan bekerja,
gue masih rajin menulis di notes. Dan misalkan dikumpulin sampe sekarang,
mungkin bisa jadi novel kali tuh.
Namun, tak lama setelah itu, hape
gue malah hilang. Bersamaan dengan itu, si pacar juga menghilang dari hidup gue
(selingkuh).
Kalau ingin tahu detailnya, boleh
baca tulisan JOMBLO INI.
Tanpa hape dan notes-nya, gue jadi kacau. Gue nggak
bisa lagi curhat permasalahan hidup gue. Apalagi permasalahan terakhir ini,
pacar selingkuh.
***
Gue mulai membeli hape baru,
BB. Yang gue bingung, setelah ada hape
baru, keinginan untuk menulis itu hilang. Gue trauma karena kehilangan HP. Udah
nulis panjang-panjang di notes, eh lenyap begitu saja.
Bagusnya, ada Mayang—temen gue—yang
saat itu sedang promosi blog-nya di Personal Message. Tanpa berpikir panjang,
gue mulai chat dia dan tanya-tanya soal blog. Setelah dijelaskan, gue pun coba
praktik. Sialan. Ternyata gampang. Tau
gitu, gue bikin blog dari dulu deh. Otomatis, kan, tulisan-tulisan gue pasti
juga udah banyak nih.
Ah, tapi biarlah. Mungkin inilah
jalannya.
Awal-awal bikin blog, gue setiap
hari posting. Itu niatnya untuk melampiaskan rasa sakit hati karena
diselingkuhin. Tulisan gue juga sangat mendayu-dayu dan cengeng abis. Lebih
tepatnya nggak layak baca. Hmm, tulisan itu sekarang udah
nggak ada. Karena suatu waktu sempet bermasalah sama pacar yang baru. Dia baca
cerita-cerita itu dan ngambek sama gue. Dia mengira gue masih sayang sama
mantan. Tulisan lama itu pun gue hapus untuk menghargainya.
***
Berbulan-bulan ngeblog, gue
tiba-tiba kepikiran, Ini nggak ada yang
mau baca tulisan gue apa, ya?
Gue pun pelan-pelan melupakan
blog itu. Hanya gue isi tulisan-tulisan yang tidak penting (coba aja cek arsip
2012-2013). Jumlahnya tidak sampai puluhan.
Gue terlalu sibuk bekerja sambil
kuliah. Blog itu pun akhirnya benar-benar kosong. Gue merasa gagal karena
bingung dan nggak tahu mau nulis apa. Setiap mau menulis dan
bener-bener niat, gue selalu mikir dan berucap, “Emang ada yang mau baca
tulisan gue?”
Gue pun gagal ngeblog lagi.
Sampai suatu hari, saat bertemu
dengan Mayang (teman yang waktu itu ngajarin gue bikin blog), dia bilang ke gue,
“Yog, kok blog lu nggak pernah ada tulisan baru lagi?”
Gue terkejut luar biasa.
“Gue diem-diem sering baca, loh,” kata Mayang jujur. “Hehehe. Lupa password apa gimana?” lanjutnya.
“Sibuk nih, capek ngantor dan
udah mulai banyak tugas di kampus,” kata gue berbohong. Ya, itu hanyalah alesan
gue.
Selama ini, ternyata Mayang silent reader blog gue. Masih ada yang bersedia meluangkan waktu untuk baca curhatan nggak jelas si Yoga. Gue juga mulai
paham, kalau menulis itu untuk memuaskan hati sendiri terlebih dahulu. Soal ada
yang baca apa enggak itu belakangan. At least, gue sendiri pun termasuk pembaca
blog gue.
Gue mulai rajin nulis dan
blogging lagi, nggak peduli walaupun tidak ada pembaca dan komentar. No comment no cry, Bro. Keep blogging!
Itulah yang membuat gue terus
menulis dan nge-blog.
Sampai akhirnya, September 2014 gue
gabung ke beberapa komunitas blogger. Gue juga baru tahu istilah blogwalking. Pantes aja selama ini nggak pernah
ada yang baca blog gue. Gue aja bacanya blog-blog yang udah terkenal. Nggak
mungkin si Radith, Alitt, dan Bena mau main ke blog gue yang gembel. Hahaha.
Setelah itu, pembaca dan komentar
mulai bermunculan. Gue semakin semangat menulis. Gue pun merasa kalau bercerita
adalah passion gue. Yoih, cerita atau curhat itu bikin gue bahagia. Ya,
meskipun sekarang ini lagi keranjingan cerita via tulisan. Ah, apa pun itu yang penting gue
bisa cerita.
Gue juga mulai menyadari beberapa
hal. Gue semakin nggak sreg sama kerjaan yang sedang dijalani. Iya, udah cukup
sadar kalo sebenernya gue pas-pasan dalam hitungan. Nggak sejago anak-anak yang
lain. Pajak bukan bidang gue. Gue juga tidak merasa bahagia.
Jadi, ya gue memutuskan untuk
tidak memperpanjang kontrak di pajak. Emang, sih, gaji udah lumayan. Temen-temennya
juga asyik. Tapi mau gimana lagi? Apa gue harus kerja karena terpaksa?
Setelah resign, gue berusaha memperdalam kemampuan gue di bahasa Indonesia.
Gue belajar menulis lebih banyak lagi. Baca buku lebih banyak lagi. Belajar
EYD, komedi, dan lain-lain. Gue kembali teringat oleh ucapan
Bu Devi, “Kamu serius banget kalo pas pelajaran Bahasa Indonesia. Kamu punya
potensi di bidang itu. Kembangin, ya.”
Well, gue semakin semangat menulis, terus konsisten nge-blog. Dari
yang pembacanya hanya hitungan jari sampai sekarang bisa ramai seperti ini. Terima kasih para pembaca. Terima
kasih juga Bu Devi. Berkat Ibu, seorang Yoga sadar akan kemampuan dirinya.
Sudah terlalu banyak gue
bercerita, ya. Kalau kalian sudah baca sampai sini, kalian sangat luar biasa. :)
Dan untuk menutup tulisan ini,
gue pengin bilang, “Selamat Hari Guru wahai semua guru di dunia ini. Terutama Bu Devi yang mengajarkan gue untuk mengembangkan potensi di bidang menulis. Dan untuk
seorang guru yang paling banyak mengajarkan gue arti kehidupan, terima kasih
wahai pengalaman.”
Seperti kata buku tulis SIDU, Experience is the best teacher.
63 Comments
paling suka sama kalimat yang ini "Muka serius sama muka sange emang beda tipis ternyata" biarpun becanda tapi kaya dari hati banget.
ReplyDeletesalut deh buat semangat nulis lu dan ngejaga buat konsisten nulis emang susah banget apalagi buat orang yg males (kaya gue).
Kenapa kamu suka sama kalimat itu, Ji? :(
DeleteGue yakin lu juga bisa konsisten. :D
luar biasa tulisanmu.
ReplyDeletesalut sama semangat nulismu.
Makasih! \:D/
DeleteWaktu kecil, gue lebih suka gambar. Tapi, sekarang sudah kaku buat gambar-gambar. :((
ReplyDeleteBtw, waktu hp lu hilang kenapa nggak nulis-nulis di buku cacatan belakang?
Ini memang bisikan jahat yang kurang ajar pas mau buat tulisan di blog “Emang ada yang mau baca tulisan gue?”
Apa mungkin karena kurang pd ceritain keseharian di blog.
Tapi, kayanya lu sudah ketemu passion lu, Yog. Becerita itu.
Btw, ini idenya dari sepenggal twit lu, kan.
Bisa jadi tulisan sepanjang ini. Hmm. panjang.
Gue gambar kurang suka, malahan lebih demen mewarnai. Apalagi mewarnai hidup dia. Loh?
DeleteUdah kebiasaan nulis di hape kali. :/
Hehehe. Bercerita sangat menyenangkan. :))
Ide memang sederhana, tapi eksekusinya harus luar biasa. Caileh.
Emang ada yang mau baca tulisan gue?... Ibarat mario bros udah mau ketemu putri di istana tapi jembatannya berdiri, jadi nggak busa nyebrang....
ReplyDeleteYaaa itu sih susahnya yog, ini aja gue belum ikutan komunitas apa apaan selama ngeblog.... Hahaha
Iya, kadang kata-kata sialan itu masih suka bikin gue minder. :(
DeleteTapi keren lah, blog lu bisa rame. :D
Hahahaha. Agak sama sih, Yog. Dulu sempat putus asa juga gara-gara gak ada yang komen di blog. Ngeblog dari 2011 tapi masih sepi. Haha. Tapi teman sekolah ada bilang kalau mereka lagi iseng pgn tau kabarku, mereka baca blogku. Itu yang bikin aku semangat. Teman kerja juga, tiba-tiba langsung niruin apa yang aku tulis di blog, dikatain gitu. Ternyata masih ada yang baca walaupun gak komen. :D
ReplyDeleteDan sebenarnya kadang kangen juga sih masa-masa ngeblog masih polos-polosnya, nulis sesuka hati. Ada yang baca kek ada yang enggak. Aku kangen masa-masa gak peduli itu. Sekarang kenapa ya, jadi ragu mau nulis. Takut pas dibaca jadi keliatan sok tau lah, keliatan cengeng lah, keliatan mesum lah. Haha. Aneh :(
Btw, selamat Hari Guru! Terima kasih kepada para guru dan buku SIDU! :)))
Iya. Meskipun nggak ada komen, ternyata ada silent reader. Mereka seperti secret admirer. :D
DeleteUdah, sekarang tulis aja yang jujur. Tulis seperti masa-masa polos itu. Seperti tulisan ini misalnya. Nggak peduli terlalu panjang. Dan hasilnya, komennya lebih sedikit dibandingkan postingan lain. :)
Terus nulis aja, Cha! ^^
Keren dah perjalanan menulis lu Yog. Dari mulai anak warnet sampai akhirnya beralih jadi suka baca buku.
ReplyDeleteHampir sama. Gue dulu juga suka nyoret-nyoret buku. Lebih tepatnya curhat di belakang buku. Curhatan yg nggak lepas dari galau karena pacar. HAHAA MALUU :'D
Lu udah nggak pernah ketemu Bu Devi lagi emang Yog?
Haha. Iya gitu deh. Lucu juga kalo diinget-inget, :D
DeleteWalaupun galauin pacar, yang penting jadi tulisan. :p
Enggak, Lan. Entah beliau masih ngajar di SMP itu atau nggak. Gue juga mau maen pasti aneh rasanya.
Bu Devi itu peramal yak, bisa tahu kemampuan lo gitu. nyatanya blog lo ramainya kaya orang liat kecelakaan.
ReplyDeletentap dah. perlu keberanian buat resign dari gaji gede buat belajar EYD dan kawan-kawan. pasti ada hasil.
seperti kata lagu Shoniichinya JKT48 "usaha keras itu tak akan mengkhianati"
Anjir kayak orang lihat kecelakaan. XD
DeleteYuhuu. Sebuah hasil takkan mengkhianati prosesnya.
Makin kesini tulisanmu makin bagus dan lumayan bijak, aku suka. Moga kamu juga bisa nerbitin buku seperti key kayana itu lho hehehe
ReplyDeleteSEMANGAT YOGA :)
Key udah nerbitin buku? Wih. Kereen. :D
DeleteWoahaha. Bise aja ini mujinya. ;;)
Aamiin ya Rabb. Makasih, yaaak. Semangat juga buat Wida. :))
Wah gila ya berkat motivasi dari bu Devi lu bisa sejauh ini masuk dalam dunia menulis.
ReplyDeleteBtw masih punya nomernya Bu Devi engga yog? mau minta di semangatin ama beliau juga supaya rajin nulin ahahak
Hooh. Kalimat beliau ngena gitu di dalam hidup gue.
DeleteYah, enggak. :(
Ini aja mau makasih nggak tau rumah ataupun kontaknya.
Orang sukses itu kuncinya satu, Yog. "Konsisten". Gue cuman bisa ngasih doa semoga lo bisa sukses di dunia tulis menulis, dan semoga bisa ngelahirin buku juga. Kalo udah lahir jangan lupa ya, buat gue atu :)) wkwk
ReplyDeleteYap. Konsistensi sangat penting.
DeleteAamiin. Makasih, Lam. Sukses juga buat cita-cita ataupun desain lu itu. :D
Iya, gue sisain pasti. Lu mau borong, kan? :p
Kayaknya banyak blogger yang siklusnya begitu: pengen nulis, tapi gak tau nulis di mana - akhirnya ngeblog - males ngeblog karena gak ada yang baca. Abis itu ada 2 jenis: lanjut ngeblog karena ngerasa punya passion di situ, yang satunya lagi berhenti ngeblog.
ReplyDeleteSetuju sama quote buku Sidu; Experience is the best teacher, because kita gak perlu bayar bayar SPP. Dan gak pernah disetrap :|
Yang berhenti ngeblog itu kebangetan, sih. Meskipun gak ada passion di situ, ngeblog itu seru. :(
DeleteGak perlu cukur rambut karena terlalu gondrong juga ya, Nggo.
Aih, bang. Rada nampol gitu yang dikutip. "Lagian menurut gue, penulis itu bukan orang yang berhasil menerbitkan buku. Banyak buktinya yang cuma nerbitin satu buku, lalu menghilang dari dunia penulisan."
ReplyDeleteSebagai blogger yang masih aktif, gue merasa bangga bisa satu level di atas mereka. Bisa konsisten. Insha Allah sih konsisten terus.
Aih, sama nih. Mulai nge-blog gara2 Radit. Kayaknya banyak yang begini juga deh. Emang keren itu orang. Hmmm... elu juga deh bang, biar gak ngiri.
Oiya, Selamat Hari Guru! Gue masih ngerasain upacara dongs~ Hahaha
Mencoba bersuara atas fenomena yang terjadi, Rob. :))
DeleteTerus konsisten apa pun yang terjadi. Pokoknya semangART!
Lu juga keren, Rob. :D
Aihhh, anak sekolahan pamer.
Oh jadi gini pengalaman mulai ngeblognya. Hmmm. Panjang juga yaa.
ReplyDeleteSama sih ka, gue ngeblog juga awalnya sejak mengenal sosok radit.
Iyanih. Lagi khilaf ngetik panjang. :) Radit kayaknya memang yang jadi inspirasi anak kekinian. Hehe.
Deletewah perjuangan yang amat super sekali masyog. sampe ninggalin kerjaan pula.
ReplyDeletetapi semua itu pasti ada jalanya, sampe sekarang ini bisa kek gini. sukses selalu ya mas yog. moga cepet bikin buku.
eh btw aku baca buku pertama bang dika pas kelas 7,juga buku manusia setengah salmon. waktu itu buru awal awal hitznya stand up comedy kalo ga salah. yakan...?
Hehe. Begitulah perjuangan. Terima kasih Rima! Aamiin ya Rabb. Sukses juga buat lu. :D
DeleteHooh. Jadi pas awal tercipta Stand Up Comedy Indonesia itu gue tahu perjalanannya. Pas Radith cuma pake celana pendek. :))
eh yogs kenpa pas SMK ngak nulis di binder aja ? yang kitty - kitty gitu kan lebih unyu :p daripada dibelakang buku -__-"
ReplyDeletegue juga sama yogs! awal memulai ngeblog itu karena baca bukunya bang Alitt.. gue baca bukunya yang judul Skripshit akhirnya terinspirasi untuk menorehkan cerita absurd kehidupan gue di blog.
Dulu gue nggak tahu binder. Hahaha. Kuliah malahan baru tahu. :)
DeleteWehehe. Alitt emang keren, yak. :D
" Konsisten " emang bisa nganter seseorang ke sebuah kesuksesan. Kan hari guru, lu gak nyari Bu Devi, yog? kasih bunga gitu atau cokelat. soalnya kan hari guru :D
ReplyDeleteGue mau cari di mana? Takutnya udah pindah dari SMP gue dulu. :))
DeleteOutstanding thoughts. Nice and powerful.
ReplyDeleteGa ada bosennya Yog baca postingan lo, keren soalnya hehe. Bu Devi ini entah sadar atau ngga, ucapannya ke lo bisa sampe segitu membekasnya dan akhirnya ngebawa lo ke ranah blog dan berhasil. Salut. Guru emang mestinya begitu, ngebangkitin semangat. Two thumbs up buat guru-guru yang bisa kasih dampak luar biasa ke murid :-)
Menulis itu bentuk aktualisasi diri, dan ngga semua orang tertarik terjun ke dunia tulis-menulis, jadi setiap blogger mesti bangga bisa setingkat lebih maju dari orang kebanyakan. Meskipun belom bisa nerbitin buku, at least bisa ngehasilin tulisan, apapun jenisnya.
Setuju, pengalaman adalah guru terbaik. Teruslah nulis Yog. Happy blogging :-)
Ah, bisa aja si Bayu. :D Eniwei, makasih yooo.
DeleteIya. Seharusnya banyak guru yang seperti itu. Selain mengajar, dia juga membimbing muridnya untuk menemukan potensi dalam diri muridnya. ^^
Yoeeeh. Para blogger emang keceh.
Iya, Bay. Lu juga! Happy blogging. :)
Panjang amat ini tulisan nyaaaaa! Tapi, aku love bangets sama quotes kamu. Asliii banyak banget yang jadi selebtweet dadakan terus bikin buku terussssssss bhay aja. Hih :( semoga kita ndak begitu yesshhhh!
ReplyDeleteTapi Kak Fasya tetep baca sampe habis, kan? :p
DeleteLagi pengin banget curhat panjang nih. Hihihi.
Gue juga sedih lihat yang begitu. Kayak cuma ajimumpung deh. :))
Aamiin. Semoga kita-kita bisa terus ngeblog sampe tua. Muahaha.
Ja ja jadihhh kita kita yg komen dimari yermasuk blog gembel ya yog bhahahaaa canda doang..
ReplyDeleteAselik ngakak siahhh pas pengandaean lo senyam senyum kirain nonton pilm po...asudahlah..ternyata lu beneran baca pas plajaran bhs indo..
Berterima kasihlah pada mayang yebyog, berkat doi lu skhirnya paham blog n bikinnya gsmpang wakaaak
Itu radit dkk mang blognya sekarang masih update ???
Enggak dong, Mbak. :D Kalian semua yang komen di sini keren-keren. :))
DeleteHuwahaha. Iya itu buat komedi aja, kok. Aslinya enggak dan beneran baca buku. :p
Kalo Radit setahu gue emang udah jarang, tapi dia tetep berkarya lewat buku dan bahkan film. Udah naik level doi. Si Alitt noh tetep ngeblog. Kereen. :D
Setau aku sih jarang loh anak cowo yg hobi baca, klo cowo2 di kelasku sih rata2 hobinya gak jauh-jauh dri ngegame, jago ngotakatik komputer, trs nnton film bo... *sinyal ilang*
ReplyDeleteMksudnya nnton film, entah itu film horror, komedi, film sadis, tapi serius pernah wktu itu temenku yg cowo pda nyetel film yg banyak adegan 'begituan' nya pake proyektor. Kan geblek-___-
Tp salut loh, kak yoga hobi baca. Suka baca novel genre apa? Romance mellow-mellow gtu demen jg gak? Haha. Psti kbnyakan komedi yak? Aku jg suka sih baca novel komedi, soalnya bsa ngilangin stress gara2 ktwa ktiwi ngikik mulu. Hehe.
Klo aku mah demen baca tp kbnyakan novel yg aku baca pinjeman smua :'D Bukunya Radit yg prtama aku baca yg kambing jantan, pnya temenku jg, bru baca seuprit doang tp kocak bet. Trs brontosaurus (pnya sodara jg), buku Radit yg aku pnya cuma Salmon doang itupun dibeliin wktu itu. Wkwk. Buku Poconggg jg Pocong kocak tuh, pas lg jaman2nya identitas arief blm ketauan. Haha. Blog artis yg aku baca dulu prtama kalinya ya blog pocong sama Radit, kalo kayak bena, alitt gtu gak pernah, ampe skrg. Hehe.
Prjalanan menulisnya keren kak, betul itu biarpun blm pnya buku sndiri ya gpp, yg penting msh ttep konsisten nulis di blog ada ataupun gak ada yg komen. Hehe. Smangaaatt!! Apalagi udh banyak bgt inih yg komen di blog ini, psti tambah smangat lah! :D
Hahaha. Berarti gue termasuk cowok yang jarang itu dong, Lu? :))
DeleteSERIUS? TEMEN LU KACAU!
Romance suka juga, kok. :) Sebenernya apa aja suka (tapi prefer yang ada komedinya) dan kalo horor kurang, pokoknya sangat jarang..
Alitt dan Bena blog-nya bagus loh. :))
Okeeeh. Terima kasih yaaa. Semangat juga buat Lulu! :))
Gue juga sering coratcoret buku tulis jaman sekolah. Tiap buku catatan ada aja coretannya. Tapi sayangnya tuh buku udah dibuang sama emak, padahal gue udh bilang jangan dibuang :((
ReplyDeleteSemangat terus nulisnya, Yog! Bener, kok. Lo emang punya potensi. Gue tunggu buku lo. Pasti gue beli. Hehe.
Sama. Kalo ini bokap gue yang loakin. :')
DeleteWaaaah, makasih Sabil. Ampe ditunggu hehehe. Aamiin. o:)
Waaah ternyata dibalik rahasia rajinnya elu ngepost ternyata ada support seorang guru untuk elu yog :)
ReplyDeleteenggak nyangka :')
Iya, dulu ada guru yang support potensi gue. :D
DeleteNggak nyangka kenapa? :))
Cie bu devi eksis di blog lu yog.
ReplyDeleteSemoga kalau lu dapet kerjaan yg senin sampe jum'at mesti masuk, lu masih rajin ngepost ya yog.
Pasti rajin dong. Ngeblog, kan, hobi gue. Wuehehe.
DeleteKirain dipanggil Bu Devi ke raung guru bakal kaya di adegan JAV gitu Yoh Nyahaha :D
ReplyDeleteWah parah banget lo Yog, masa Blog'a Mayang yang jadi guru ngblog pertama elo gak dicantumin sih link blog'a
cantumin juga dong link blog'a mayang :p
Kebanyakan nonton gak bener lu!
DeleteDia udah gak aktif sekarang. Gue lupa juga nama blog-nya. :))
selamat hari guru
ReplyDeletebtw Yog, sjk kapn sih hari guru ini mulainya??? kenapa aku ga inget samasekali prnh ngerayain hari guru jaman sekolah dulu yaa -__-... Aku suka baca juga udh dr kecil bgt... skr aja perpustakaan mini di rumah udh ga cukup sking penuhnya ;p.. tp kalo soal nulisnya ini yg kdg msh blm konsisten... planningnya bisa seminggu sekali, tp kadang2 molor -___-.. lagian nulis itu ga gampang jg ;p.. makanya aku lbh srg BW drpd nulis postingan baru ;p..tp kalo kamu udh kliatanlah passionnya emg di bidang tulis menulis... ;) .. Slalu enak baca tulisannya, walo cuma curhat isinya ;D
ReplyDeleteNggak tahu, Mbak Fanny. Dari SD tau-tau udah ngerayain aja. :D
DeleteTapi Mbak Fanny kuliner dan jalan-jalannya rajin. Envy aku mah kalo begitu terus. :p
Yap. Nulis gak gampang. Butuh komitmen dan konsistensi. Ehehe. Makasih yaaa, Mbak. Bisa aja deh. :))
lo produktif banget yog ..
ReplyDeletetulisan lo juga asik dibaca ..
lo bukan orang ya ?
Bukan. AKU ADALAH JIN DARI TIMUR TENGAAAAH~
DeleteKasish semangat ke gue dong yang lagi malas ngeblog karna di kejar deadline tugas kuliahh.
ReplyDeleteSEMANGAT!
Deleteserius sama hubungan asmara itu biasa. sange sama soal cerita itu baru keren.
ReplyDeletelucu juga ms. devi.. dipanggil gara-gara serius. enak banget men sekolah lo berarti... hari guru bebas mau ngapain, ada lomba pula. lah gue... belajar mulu di sekolah. dirayainnya juga kadang iya kadang enggak. tergantung osisnya
Anjeeeerr sange sama soal cerita. XD
DeleteSabar ya, Jev. Sekolah lu tega amat! Osis lu kurang asyik! :(
Btw kalo aku follow twitter bang yoga ada jaminan uang kembali eh di folbek gak?
ReplyDeleteKalo hari guru kemarin cuma ada upacara tapi semua petugas upacara dari gurunya sendiri. Ada gitu temenku yang bajunya sampe basah kek kena hujan gara-gara keringetan pas upacara.
Ini aku yang mikirnya terlalu mesum kali ya, jadi ngebayangin itu dipanggil bukan ngomongin pelajaran tapi ngomongin hal yang lebih intim. Ngomongin pemasaran, disekolahku juga ada jurusan pemasaran anak-anaknya pada nyentrik terus baju prakteknya ada gambar troli belanjanya.
Tergantung, Ki. :p
DeleteWow. Keringetnya udah kayak kena hujan? Udah bisa beli barang pake keringet sendiri dong tuh?
Wakaka. Anjirrrr jangan mesum euy!
Ini keknya curhatnya udah kecampur perasaan ya Yog? Salut sih, berawal dari Bu Guru mu, bisa sampe seperti sekarang ini. Mana pengunjungnya rame. Yah, beda bangetlah sama blog gue. Yang koment orang2 tersesat, produk obat2an. "Kadang di situ gue pengen meluk Isyana yog... Sumpah..."
ReplyDeleteTapi ada benernya kata salah satu komentator blog lo yog, mungkin gurumu adalah peramal. Atau jangan-jangan dia turunan Mama Lauren? "Anggapan bodo macam apa ini?"
Lo yang sekarang udah jelas punya banyak pembaca dan selalu konsisten ngeblog, pasti bisa bikin lo semakin yakin ya yog, kalo penulis itu hasil dari konsistensi. Bukan dari berapa kali atau novel yang udah terbit.
Sekali lagi, selamat atas keberhasilan di dunia blog, semoga terus konsisten dan terus ngasi wejangan seru. Sorry, baru follow blog lo yog. Beberapa kali mampir, gue lupa. :D
Kecampur perasaan gimana, Her? Hehehe. Curhat itu curahan hati. Well, gue selalu pakai perasaan. :))
DeleteGue juga sempet, kok, dikomentarin obat. Hahaha.
Gue juga mau kalo meluk Isyana!
Iya. Menurut gue gitu. Penulis itu orang yang selalu menulis meskipun pembacanya sedikit. Bukan soal dia udah nerbitin novel, terus ngilang. Malah harus dipertanyakan kenapa berhenti nulis? :D
Gapapa, kok. Follow blog itu suka-suka pembaca. :)
Yoih, semangat juga untuk blog lu dan terus konsisten! \:D/
Jd serius ama sange beda tipis yaaaa, ok fine mesti gw pelajari gimana muka sange berubah jd muka serius #Maksa
ReplyDeleteBANG CUMI KAMPREEETTT, XD
Delete—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.