Tidak tercium wangi kehidupan di kamar ini.
Hanya bisa
kauhidu bau penderitaan
dari tiga kaleng susu beruang yang tandas.
Dari gumpalan tisu penuh air duka.
Dari setiap tetes embun pagi
Dari setiap tetes embun pagi
yang mengalir di tubuh.
Tidak tercium wangi kehidupan di kamar ini.
Hanya bisa
kauhirup aroma kesedihan
dari biskuit yang getir di mulut.
Dari semangkuk sayur
tanpa cinta dan air mata.
Dari kipas angin yang dihukum
tidak boleh berputar
sampai seminggu atau mungkin lebih.
Tidak tercium wangi kehidupan di kamar ini.
Hanya ada bau
kesepian dari buku-buku di rak paling atas;
ditaruh paling tinggi, tapi
justru paling jarang dibaca.
Dari laptop yang tidak lagi mengetikkan kata,
kalimat, paragraf, dan seterusnya menjadi cerita.
Dari doa yang diam-diam
dirapalkan,
semoga dapat menggugurkan dosa.
Tidak tercium wangi kehidupan di kamar ini.
Sejak dulu,
pemiliknya malas menggunakan pengharum ruangan.
Katanya, ia bingung aroma apa
yang paling cocok
untuk menghidupkan dan menghirup kamar.
Tapi sekarang, ia
mulai menyemprotkan wangi puisi.
--
Jakarta, 21 Maret 2018. Gambar dicomot dari Pixabay.
36 Comments
Selamat hari puisi sedunia wal akhirat!
ReplyDeleteWaktu bikinnya, saya nggak engah kalau Hari Puisi Sedunia. :)
DeleteGalaunya poll banget. Salut, puisinya simpel, tapi menohok.
ReplyDeleteEhehe, saya belum bisa menulis yang puisi yang rumit-rumit. Sebisanya aja. Makasih, Ken!
Deletekauhidu?
ReplyDelete*Oh....typo mungkin
Di kamus, arti hidu: cium (tentang bau).
Deletebaru tau ternyata artinya ini
DeleteGue gak paham. Gue gak puitis n klo kek gini emang cupu. :D
ReplyDeleteSepahamnya saja, Nyol.
DeleteRasa kesepian dan melasnya keterlaluan. Kayak kondisi di kosan saya. Khas banget.
ReplyDeleteWahahaha. Jadi kamar di puisi ini mirip kamarmu, Din?
DeleteBagaimanapun, kamar adalah tempat ternyaman. Selain dapur, bagiku.
ReplyDeleteUntung yang dipilih wangi puisi. Dengannya bisa menghidupkan segalanya.. :)
Arum sepertinya sering mencium wangi puisi nih. :D
Deletetempat buat ngeblog jungkir balik dan sebagainya wlwlw
DeleteTidak tercium wangi kejujuran dari tutur katamu,
ReplyDeleteKini hanya tercium bau kemunafikan
Tidak ada pintu terbuka lagi untukmu,
sejak kau mendua bersama si pengendara Satria FU.
Oke, sorry jadi curhat.
Kenapa harus bawa-bawa motornya? :(
DeleteYa siapa tau dia baca postingan ini dan bacain komennya, jadi dia langsung nyadar kalau gue lagi nyindirin dia. :(
DeleteKalo ngomongin kamar, jadi ingat kalo ortu suka marah2 karena kamar saya emang berantakan banget dan jarang dipakein parfum. Hahaha.
ReplyDeleteKalo udah habis, ya udah kadang lupa dibeli ::D
Apalagi kalau geletakin handuk basah di kasur.
DeleteTercium bau kehidupan di kamar ini
ReplyDeleteSaat aku berlari menuju wc sambil memegangi bagian belakang celanaku
yah boker dong yha
DeleteKamu cepirit, Bang Niki?
Deleteini gue bakal ngerasa gini kalo lagi bingung enggak tau mau mengejar apa.
ReplyDeleteEhehe. Emang galau banget apa sajak ini? :))
Deletegue baca udah sambil meresapi, ujung-ujungnya lo bahas pengharum ruangan -_- hahahah
ReplyDeletePengharum ruangannya apakah harfiah? :D
DeleteBaru tau kalau puisi ada wanginya
ReplyDeleteWell well, ternyada ada faedahnya juga jadi malas. At least, bisa ngasilin puisi wkwkwkwkwkw
Awesome poem!
Tadi agak mau nyengir pas baca part tissu eh ternyata nggak seperti bayangan
HAHAHAHAHAH #IfYouKnowWhatIMean
Maka cobalah untuk menghirupnya~ Leyeh-leyeh kan emang enak. :) Astagfirullah, salah fokus di bagian tisu.
DeleteMantap yogs. Ngena :)))
ReplyDeleteMenyemprotkan wangi puisi. Yuhuuu
Gumpalan tisu penuh air duka ya? kirain gumpalan tisu penuh air.....
Ini lagi bahas tisu. Penuh air apa? Air zamzam?
Deletemantap. sampaikanlah walau satu ayat.
ReplyDeleteAyat-ayat sedih?
Deletepadahal, dari segala penjuru rumah, kamarlah tempat terakhir tinggal, hidup di sana, dan kadang terasa mati di sana.
ReplyDeleteMati sementara maksudmu, Yan? Tidur? :(
DeleteKalau kamar udah nggak senyaman ini ke mana lagi tulang belakang ini harus rebahan :(
ReplyDeleteRebah di pangkuan ibu? :(
Delete—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.