Sama seperti beberapa tulisan sebelumnya, akhir-akhir ini saya sedang latihan menulis puisi buat para tokoh yang saya kagumi atau idolakan. Kali ini, seseorang yang mengalami nasib apes lantaran meniadi inspirasi saya ialah Lee Ha Yoon alias Hayoon Dalha, selebritas yang saya kenal lewat video-videonya ketika ber-cosplay beberapa tokoh anime di platform Tiktok (yang konyolnya, saya justru menontonnya via Twitter).
--
untuk kembali mencoba
menulis sebuah puisi.
Daftar musik favorit di ponsel
kuputar secara acak
demi memanggil inspirasi.
Telinga menangkap suara
Otong Koil merapalkan lirik,
“Di negara busuk ini,
kita tersenyum pedih.”
Terbesit rasa penasaran,
bagaimana dia bisa menyanyikan
lagu getir dengan nada riang?
Di kepala muncul pertanyaan lain,
Mengapa kesedihan masih bekerja
di akhir pekan? Apakah ia memang
tak pernah mengenal hari libur?
Alih-alih menjawab atau merenung,
aku berniat menyusun antitesis
“Kenyataan dalam Dunia Fantasi”
dengan menciptakan lima ilusi
yang mengandung afeksi dan adiksi
dalam realitasku yang kian basi:
1. Memandangi foto Hayoon tersenyum
2. Seolah-olah dia adalah pacarku
3. Aku tajir sebelas turunan
4. Sehat
5. Sempurna
Melihat paras Hayoon yang menawan
membuatku terkenang momen-momen
yang sangat menakjubkan
sekaligus menghancurkan:
—Ketika aku berpikir, alangkah indahnya melompat ke jurang maut dan menjeritkan nama seorang gadis manis sekencang mungkin sebelum tubuhku binasa. Namun, seketika itulah aku sadar, mustahil mati konyol hanya karena perempuan yang bahkan aku tak tahu siapa namanya. Lantas, nama siapa yang ingin kujeritkan?
—Saat aku merasa gagal menulis puisi dan malah menghasilkan racauan yang sedang kaubaca.
membuatku terkenang momen-momen
yang sangat menakjubkan
sekaligus menghancurkan:
—Ketika aku berpikir, alangkah indahnya melompat ke jurang maut dan menjeritkan nama seorang gadis manis sekencang mungkin sebelum tubuhku binasa. Namun, seketika itulah aku sadar, mustahil mati konyol hanya karena perempuan yang bahkan aku tak tahu siapa namanya. Lantas, nama siapa yang ingin kujeritkan?
—Saat aku merasa gagal menulis puisi dan malah menghasilkan racauan yang sedang kaubaca.
—Kala Hayoon mulai tumbuh dalam bunga tidurku, dan aku dengan penuh
kesadaran berusaha memetiknya dan melemparkannya ke hutan, lalu
menghadapi kenyataan busuk ini, dan iseng memajangnya di Instagram
sebagai kenang-kenangan yang tak ingin kulupakan.
6 Comments
Rambutnya berantakan, bajunya juga berantakan. Tapi kenapa tetap bisa secantik itu yaa?
ReplyDeleteEnggak ngerti juga kenapa terlihat cantik. Kata orang-orang, sih, cantik model begitu enggak ada obat.
DeletePaling ga ahli apresiasi puisi, tapi kalau ngeliat puisi ini sama yg Ayaka Miyoshi kemarin yg model agak prosa setengah catatan harian (atau meracau) ini kayaknya pengaruh karena lagi demen Bolano, ya? Tapi yg ini formatnya lebih kayak lirik lagu dibanding yg kemarin, meski ada selipan eksperimen itu.
ReplyDeleteTau Dalha ini gara2 pas cosplay Yumeko sama Zero Two, cantik banget emang. Baru tau ada maid outfit juga, waifu banget haha.
Iya, akhir-akhir ini lagi demen baca ulang puisi Bolaño plus Parra (sayangnya, si bapak antipuisi ini susah diakses). Makanya pengin melatih diri atau eksperimen bikin puisi lagi walau hasilnya jauh dari harapan. XD
DeletePertama tahu memang dari cosplay Yumeko, lalu ada Mikasa, Hinata, dst. sampai enggak sengaja nemu yang maid. Sedikit-sedikit saya jadi tertarik dengan gadis Korea, ya walaupun tetap hati ini faktanya terlalu sering dijajah perempuan Jepang. Wqwq.
di negara busuk kita tersenyum sedih
ReplyDeletewkwkwk best lah part ini
aku udah lama engga ngikutin perkoreaan
terakhir pas Honey Lee atau Yoona deh
tapi asli dia cantiknya engga ngebosenin
tipe tipe kesukaan Miss Grand International
Memang mantap itu lagunya Koil. Haha.
DeleteSaya juga enggak begitu mengikuti Korea. Awal tertarik sama ceweknya aja sekitar 2016 karena Lisa Blackpink. Selebihnya ya cuma 1-2 nama kayak Hayoon Dalha ini, Mas. Haha.
—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.